Ospek berlalu begitu saja. Kelas normal terbentuk dan untungnya Lova satu kelas dengan Winta dan juga Sana. Meskipun bukan keberuntungan yang besar karena ia tak sekelas dengan Naka.
"Sayang! Sarapan dulu!" Rana menegur Lova yang memakai sepatunya terburu buru.
"Aduh, aku udah telat banget, Ma!" seru Lova ke arah ibunya yang berada di dapur. "Aku makan roti aja deh!" ocehnya kemudian.
Rana menghampiri meja makan,lalu menyiapkan roti untuk sarapan putrinya. "Makanya kalau nonton drama korea itu jangan sampai kemalamam. Dulu aja waktu awal masuk rajin banget, berangkat sekolah pagi pagi. Sekarang, udah 2 bulan lebih malah malas begini," tegurnya panjang lebar.
"Hehehehe." Rana hanya tersenyum cengengesan. "Ceritanya lagi seru serunya, Ma. Jadi ini itu kisah yang super duper rumit. Ada perselingkuhan, kapitalis, bullying, percintaanjuga ada, persahabatan. Pokoknya semua genre ada deh. Bahkan ada pembunuhannya juga. Judul dramanya Penthouse, Ma," celotehnya menggebu nggebu.