Baiklah.
Semua yang Sang Xia derita selama ini; kekerasan, kematian ibunya, saudara laki-lakinya yang berada di rumah sakit, skenario Sang Zhirou, semua orang yang ada di sini. Ia akan segera membalaskan dendamnya tanpa ampun!
Rasa sakit yang ia rasakan sebelumnya hanya akan membuat dendamnya semakin menjadi-jadi! Ingat itu!
Melihat pemberontakan Sang Xia, Sang Zhenwei menatapnya dengan marah, "Masih ingin memberontak!"
"Cukup, Zhenwei. Jangan berkelahi. Apa gunanya meminta dia untuk mengakuinya. Dia sudah melakukan semua ini, untuk apalagi mengakui kesalahannya. Kamu seorang walikota. Yang harus kamu lakukan sekarang adalah tenang."
Ibu Sang Zhirou, Chen Anjie, terlihat menenangkan di luar, tetapi kenyataannya justru ialah yang telah mengahancurkan nama baik keluarga. Ia menyulut api dengan kata-katanya yang membuat Sang Zhenwei semakin marah dan berteriak, "Jika kamu tidak mengakui kesalahanmu, aku akan membunuhmu!"
Wajah Sang Xia sudah memucat serta bibirnya memerah menahan rasa sakit. Ia memaksa tubuhnya berdiri tegak agar tidak jatuh di depan orang-orang ini. Perlahan-lahan ia mendongak dan mencoba berbicara dengan ayahnya.
"Ayah, ini terakhir kali aku memanggilmu ayah. Kamu benar-benar tidak pantas mendapatkannya. Jika kamu tidak membunuhku hari ini, kamu akan menyesalinya cepat atau lambat."
Begitu kata-kata itu keluar dari mulut Sang Xia, detik itu juga Sang Zhenwei mendaratkan tamparan ke wajah Sang Xia. Kali ini, Sang Xia dapat menghindar dengan gesit, tetapi kemudian tasnya jatuh ke tanah dan sebuah kotak kecil keluar.
Itu adalah tablet levonorgestrel yang biasa dikenal dengan kontrasepsi.
Begitu mereka melihat benda itu, tangan Sang Zhenwei bergetar karena marah. "Pergi, pergi dari sini! Kamu tidak ada hubungannya dengan keluarga Sang! Aku tidak punya anak perempuan sepertimu!"
Saat benda itu jatuh, Sang Zhirou juga terkejut.
Benar saja, meskipun orang sewaannya tadi malam tidak mengambil gambar yang lebih lagi, kedua pria itu pasti telah mengambil bagiannya.
Sang Zhirou memang sengaja menemukan kedua pria itu secara khusus. Dan melihat apa yang baru saja terjadi di depan matanya, Sang Zhirou merasa sangat puas dan bangga.
Senyumnya tidak bisa ditutupi muncul sampai ke mata.
Chen Anjie juga melebih-lebihkan.
Sang Xia tidak peduli sama sekali. Ia mengulurkan tangannya dan mengambil benda itu dengan perlahan lalu memasukkannya ke dalam tas. Meskipun tubuhnya dipenuhi dengan bekas luka, tetapi ia tetap berusaha meluruskan punggungnya dan memuntahkan beberapa kata, "Pergi dari rumah ini? Aku juga tidak sudi menginjakkan kaki di sini."
Detik berikutnya, ia berbalik dan pergi.
Barang-barang ibu Sang Xia ada di lantai atas. Ia mengurungkan niatnya untuk mengambilnya. Ia ingat rumah itu milik kakeknya pada awalnya. Ketika ibunya tinggal di sini sejak kecil, lelaki itu tidak memiliki apa-apa. Jika bukan karena ibunya, apa lelaki itu akan memiliki segalanya sekarang?
Tetapi, segera.
Sosok yang mengusir Sangxia dengan kejam, terhuyung-huyung masuk ke dalam.
Tetapi Sangxia tetap berjalan dengan tegap tanpa membengkokkan punggungnya sedikitpun.
Tinjunya yang terkepal menunjukkan emosinya saat ini.
Ia akan membawa kembali semuanya dengan tangannya sendiri.
Mengambil apa yang menjadi miliknya dan ibunya! Dan ia akan membuat hidup orang-orang ini tidak berakhir dengan indah!!!
Di luar villa.
Kota besar itu diselimuti oleh awan tebal dan rintik hujan.
Cedera yang dialami Sang Xia tidak ringan. Ia melambai untuk menghentikan taksi di jalan ketika keluar dari villa itu. Penampilannya dan juga darah yang nampak jelas di roknya membuat taksi-taksi enggan untuk berhenti, mereka justru melajukan mobilnya dengan cepat.
Kepalanya terasa semakin pusing dan ia sudah tidak tahan lagi dengan rasa sakit di tubuhnya.
Akhirnya tanpa bisa dicegah, ia jatuh di atas tanah.
Di tengah hujan, sebuah ferrari tiba-tiba mendekat___