"Bagaimana kabar saudaramu?"
Sang Xia terkejut namun ia mencoba untuk mengendalikan diri, "Tidak seburuk jika diamputasi."
"Baguslah kalau begitu."
Ia berbicara sambil memainkan seutas tali hijau dengan ujung jarinya.
Baguslah kalau begitu?
Sang Xia tidak tahu apa yang merasukinya. Ia menoleh pada Rong Zhan dan berkata, "Bukankah kamu seharusnya sudah menerima berita itu dari lama?"
Rong Zhan yang mendengar pertanyaan itu hanya tersenyum.
Tidak mungkin jika ia tidak menyadari pentingnya hal ini.
"Aku tahu. Tapi aku juga ingin mengingatkanmu, jangan melupakan apa yang sudah kau katakan sebelumnya."
Dengan perkataan Rong Zhan baru saja, Sang Xia langsung mengerti sepenuhnya.
Ia sudah berjanji untuk menjadi wanitanya.
Detik setelahnya suasana di sekitar menjadi lebih tenang.
Sang Xia mencari kesempatan untuk bertanya mengenai apa yang terjadi pada saudara laki-lakinya , tetapi saat ini, suasana di antara keduanya tidak memungkinkah untuk berbincang lebih banyak. Apalagi jarak tubuh mereka begitu dekat sehingga sulit bagi Sang Xia untuk berbicara.
Tubuh Rong Zhan terasa semakin panas. Dengan Sang Xia yang saat ini duduk di atas pangkuannya, ia mengarahkan jari-jarinya yang panjangnya untuk mengangkat baju Siang Xia lalu membelai kulit halus di punggung Sang Xia.
Sang Xia tidak mengerti apa maksud dari perlakuan ini.
Sang Xia tahu bahwa sesuatu akan terjadi jika ia membiarkan Rong Zhan menyentuhnya seperti itu. Ia segera bangkit dan berkata, "Aku baru saja keluar dari rumah sakit hari ini…...Aku sangat lelah…...Aku ingin beristirahat."
Kemudian Sang Xia berbalik untuk pergi, tetapi di belakangnya terdengar suara dingin, "Kamu bermain-main denganku?"
Wajah Sang Xia berubah seketika.
Apakah pria ini tidak punya malu!?
Sang Xia berseru, "Bukankah hari itu kamu sudah memintanya berkali-kali, hati-hati dengan jantungmu!"
Begitu kata-kata itu keluar, Rong Zhan tampak tertegun sejenak lalu muncul senyum kecil di wajahnya.
"Oh...Ternyata kamu mengkhawatirkan tubuhku? Kupikir kamu akan membuang seseorang begitu saja setelah memanfaatkan bantuannya."
Ketika Rong Zhan mengatakan itu, tubuh Sang Xia serasa membeku.
Mata Sang Xia juga berubah redup.
Rong Zhan yang melihat perubahan Sang Xia, menyeringai dalam hati.
Dasar wanita bodoh, mau berbuat seenaknya saja!
"Bukankah laki-lakimu telah membantumu. Sebagai kekasih, kamu berkewajiban membuat lelakimu merasa nyaman. Kemarilah dan layani aku."
Melayanimu?!
Sang xia ingin meledak detik itu juga. Hukum mana yang mengatakan sebagai kekasih, ia harus melayani lelakinya. Kalau begitu, untuk apa menyewa pengasuh!
"Masih tidak mau? Tidak setuju? Kamu ingin aku menelepon untuk menghentikan perawatan saudaramu?"
Sang xia terdiam, "..."
"Hm, kamu tahu bagaimana harus berperilaku dalam situasi sulit..."
Sang xia masih tetap diam, "..."
Sang xia tidak mampu mengendalikan pria yang begitu keras kepala dan kuat ini. Akhirnya perlahan ia mendekat ke arahnya. Sang Xia tidak tahu harus mulai dari mana. Ia memutuskan untuk meletakkan jarinya di bahu Rong Zhan.
Rong Zhan memegang dahinya dan meraih tangan Sang Xia, "Sang Xia, apakah kamu berpura-pura tidak mengerti? Kamu masih terbiasa melayani di atas...!?"
"Memangnya itu akan menjadi masalah jika aku berada di atas atau di bawah?"
Detik itu juga ia menyadari maksud Rong Zhan. Sang Xia terbelalak, benar-benar tidak percaya dengan pria di depannya saat ini.
Rong Zhan menyeringai, "Ini dunia orang dewasa, jangan berpura-pura suci di sini. Kesabaranku terbatas."
Sang Xia menekan bibirnya dengan erat dan tatapan matanya perlahan jatuh ke bawah.
Lelaki itu sudah bereaksi.
Napas Sang Xia sudah tidak teratur dan suaranya sudah berubah serak, "Rong Zhan, kamu ingin aku menjadi pacarmu hanya untuk mempermalukan aku, benar bukan..."
Sang Xia melanjutkan, "Oke, aku juga berharap kamu hanya memperlakukanku sebagai mainan. Ketika kamu sudah cukup bersenang-senang, kamu dapat menyingkirkanku dan tidak akan ada hubungan lebih lanjut."
Setelah selesai mengatakannya, tubuhnya semakin ditekan ke bawah di antara kaki Rong Zhan___