Tapi ternyata dia masih terlalu memikirkannya.
Setelah dia memasukkannya, dia pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun.
Dia tidak rela melakukan apa pun padanya.
Dia berbaring di tanah dengan patuh selama beberapa saat. Setelah menunggu lama, dia tidak kembali.
Dia perlahan tertidur.
Sekitar setengah jam kemudian, suara langkah kaki terdengar lagi dari luar.
Rong Mei masih tertidur lelap. Ia baru ingat bahwa api masih menyala dan pakaiannya masih menyala. Ia pasti terus memanggangnya.
Benar saja, akhirnya dia mendengar suara resleting tenda yang terbuka.
Matanya tertutup rapat.
Jari-jari kecilnya meringkuk.
Napas pria itu datang dan langsung menyelimuti dirinya.
Kering dan panas.
Pakaian itu tampak kering.
Setelah dia masuk, dia berbaring di samping Rong Mei dan menutupi jaketnya.
Rong Mei tidak berani bernapas.
Hatinya masih sangat tegang.
Waktu terus berjalan ……