Itulah intinya.
Rong Zhan bermain dengan rambut Sang Xia, meniupkan panas panas.
Setelah selesai mengatakan itu.
Dia menunggu wanitanya untuk berbalik dan kemudian memberinya beberapa tinju kecil, tetapi dia tidak merespon untuk waktu yang lama.
Rong Zhan merasa ada yang salah saat ini. Dia menahan senyumnya dan mengulurkan tangannya untuk membelai pipi Sang Xia. Sang Xia tampak menawan tapi Rong Zhan tertegun sejenak.
Karena pada wajah cantik itu, mata panjangnya merah, dan ada kabut basah.
Padahal Rong Zhan telah menggodanya.
Namun entah sejak kapan mata Sang Xia sudah memerah.
Saat ini, dia menundukkan kepalanya dan tidak ingin membiarkan Rong Zhan melihat penampilannya. Dia merasakan kepura-puraan, tetapi dia tidak ingin seperti ini. Hidungnya masam dan matanya terasa panas.
Rong Zhan tidak membiarkannya melarikan diri, jadi dia memaksa Sang Xia untuk melihat ke arahnya.