Sembari bernapas sedikit terengah-engah, ia menatapnya dengan mata memerah dan berteriak, "Jangan sentuh aku!"
Namun Leng Yunchen bersikukuh untuk meraih pergelangan tangannya lagi, bahkan memborgolnya langsung dari jarak dekat pada sudut yang tidak bisa dilihat orang lain. Kemudian, senyumnya yang dingin tampak tersungging, "Kamu mau lari lagi?!"
"Kamu—!" Mata Leng Xiaomo melebar. Sungguh, ia tidak menyangka jika kakaknya akan memborgolnya seperti seorang tahanan.
Terlebih ketika samar-samar ia mendengar bunyi 'klik'. Sudah terlambat. Borgol di tangannya telah terkunci.
Mau tak mau Leng Xiaomo memberontak dengan keras, tetapi sia-sia. Ia tidak bisa mendapatkan apa-apa.
"Dasar keparat!" Leng Xiaomo mengutuknya dengan marah.
Leng Yunchen yang jauh lebih tinggi darinya tampak menundukkan kepala sambil menatap lurus ke mata Leng Xiaomo. "Ini semua pilihanmu, bukan?" tegasnya kata demi kata.