"Aku bisa mengerti kenapa ada pepatah seperti itu. Pada zaman kuno, jika seorang pria telah menyelamatkan seorang wanita cantik dan wanita itu menyukai si pria, maka si wanita akan mengatakan bahwa dia bersedia menyerahkan diri karena tidak dapat membalas kebaikannya. Jika wanita itu tidak bersedia, maka dia akan mengatakan bahwa tidak ada jalan kembali dalam kehidupan ini dan dia lebih suka membalasnya di akhirat."
An Xiaoyang sontak tercengang mendengar pernyataan itu dan kemudian wajahnya tampak semakin memerah karena malu.
Sementara Sang No terlihat tersenyum bahagia. Sampai akhirnya, ia menundukkan kepala untuk mengecup lembut bibir An Xioayang, "Sayang, aku sangat senang. Ternyata selama ini kamu sangat menyukaiku."
Perasaan keduanya kini telah mencapai titik yang berbeda, yang tampaknya lebih kuat dan lebih dalam.