Tanpa sepatah kata pun, ia langsung berlari masuk ke dalam kamarnya sendiri sembari membanting pintu.
Tentu saja, Sang No yang melihatnya berpikiran jika gadis itu seolah takut bertemu hantu hingga bersikap demikian. Alhasil, ia hanya mampu berdiri di sana dengan tampilan bodoh, dengan satu piyama yang masih tergenggam di tangannya, "..."
Bibirnya sedikit terbuka, namun ia tidak memiliki waktu untuk mengatakan sepatah kata pun sebelumnya.
Padahal ia hanya ingin memberikan piyama itu. Hanya saja, kenapa rasanya begitu sulit?
Setelah dua rintangan yang tidak mampu ia lewati itu, akhirnya, Sang No menarik napas dalam-dalam. Kali ini, ia memantapkan hati untuk berjalan ke depan dan mengetuk pintu.
"Tok tok tok."
"..." Tidak ada jawaban dari dalam.
Mau tak mau, Sang No mengetuk pintu lagi sembari berkata dengan tenang, "Xiaoyang, buka pintunya."