Memang benar bahwa rumahnya tidak dekat dari sekolah. Setiap hari, ia harus bolak-balik dengan cuaca yang semakin dingin. Tentu tak bisa disangkal jika ia menderita selama ini.
Sementara apartemen yang Sang No tinggali dekat dengan sekolah, belum lagi ada bibi yang mengurus kehidupan sehari-harinya.
Alangkah nyamannya.
Ketika Sang No mengatakan itu, mereka sedang makan bersama sepulang sekolah.
Dan di saat itu, An Xiaoyang tertegun di tempat, lalu memberinya tatapan rumit, dan kemudian menolak.
Tanpa diduga, ia juga mempercepat langkahnya, pergi sendiri, dan tidak lagi bicara dengan Sang No.
Di belakangnya, tentu Sang No merasa kebingungan. Ada apa?
Hanya saja, di detik setelahnya, ia mendengar napas yang memburu dari belakang.