"Maaf, kakiku terlalu panjang."
Tetapi sungguh menakjubkan saat melihat kenyataan bahwa Sang No selalu bisa duduk di dekatnya dan ia mulai curiga jika ia telah melakukan bisnis curang dengan gurunya. Kalau tidak, bagaimana ia bisa selalu mengikutinya dan duduk di belakangnya.
Karena itu, ia benar-benar tahu bahwa Sag No menyukai dirinya, terlebih saat ia akan terlambat ke kelas suatu pagi.
Ia ketinggalan bus hari itu. Tentu ia berkeringat dan terengah-engah. Alhasil, saat tubuhnya hendak ambruk, tiba-tiba sebuah sepeda gunung lintas alam muncul di hadapannya.
Anak laki-laki itu mengendarai sepedanya dengan pinggang ditekuk dan tas disampirkan di bahunya. Saat itu, ia memandangnya yang berlari dan hendak pingsan. Tiba-tiba, ia berhenti dan bertanya apakah ia boleh mengantarnya.