Secara naluriah, ia seolah membentengi diri untuk melindungi dirinya dari intimidasi dunia luar.
Tapi sekarang, suasana kaku ini masih membuatnya mau tak mau mengambil inisiatif untuk meredakan agar tidak terlalu berlarut-larut.
Bagaimana lagi? Hanya ia-lah yang lebih peduli.
Dan begitu Josh menanggalkan pakaiannya di dalam, ia mendengar langkah mantap datang dan berhenti tepat di pintu. Kemudian terdengar suara yang dalam dan tanpa emosi apa pun di sana, "Aku memesan pesawat ke pulau XX setelah pertandinganmu lusa."
Josh sedikit terkejut. "Apa.. apa yang akan kita lakukan di sana?"
Pulau XX adalah pulau yang indah dengan pantai, kasino, pemandangan, pria tampan dan wanita cantik, juga resor wisata yang tak terhitung jumlahnya.
Dengan diiringi nada dingin yang masih kental terasa, Bo Jing menjawab singkat, "Bulan madu."
Apa??
Bulan madu?