Namun, kalimat itu juga yang berhasil membuat wajah Bo Jing berubah, seperti baru saja dipukul dengan keras.
Tinjunya juga terkepal tanpa sadar, bahkan untuk sesaat, napas yang dihembuskannya serasa seperti samudera es.
Sampai pada akhirnya, gadis itu tampaknya sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tiba-tiba saja ia bangkit sembari meraih sarung tangan kulit yang tergeletak di atas meja, "Maaf, semuanya. Aku pergi dulu."
Tepat setelah kalimat itu terlontar, sosoknya menghilang seperti embusan angin. Lalu, dalam beberapa detik berselang, hanya terdengar pintu yang dibanting menutup setelahnya.
Terdengar juga pijakan orang berlari menjauh.
Bagaimanapun, gadis itu merasa tak berdaya hingga tak bisa bernapas saat duduk di ruang makan. Bahkan kelopak matanya pun tampak terkuali sembari memegang garpu di tangan dengan erat...
Hingga bagian belakang tangannya yang ramping menunjukkan urat dan tonjolan biru yang tersembunyi.