Ketika sampai di tempat itu, Chi En langsung merasa menyesal.
Ternyata begitu banyak orang berkumpul di tempat itu bukan untuk membeli barang-barang bagus, tetapi untuk menonton sebuah kompetisi ciuman.
Melihat sepasang pria dan wanita yang berciuman dengan penuh gairah di dalam lingkaran, telinga Chi En menjadi panas. Sialan! Kenapa ia begitu bersemangat sehingga ia harus menarik Li Beijue kemari dan melihat hal ini. Ia jadi tampak seperti orang cabul yang haus akan hal itu.
"Itu…...Kita pergi saja."
Li Beijue memegang tangan Chi En dan mata elangnya menatap pria dan wanita di lingkaran tanpa bergeming sedikitpun.
Wajah Chi En nampak malu dan ia menggigit bibirnya , "Ayo kembali, Li Beijue. Aku sudah tidak ingin jalan-jalan."
"Bukankah kamu baru saja ingin melihat ini?" Akhirnya pria yang tadinya tidak memberikan reaksi sama sekali menoleh ke arah Chi En, tetapi dari pancaran matanya Chi En tahu ada perasaan posesif yang begitu kuat di sana!
Terlihat seperti binatang lapar yang siap menerkam dan melahapnya!
Tenggorokan Chi En terasa kering dan ia mengalihkan pandangannya. "Aku tidak. Kupikir ..."
"Pikir apa?" Ia terlihat seperti pemburu yang sedang bersiap-siap menyantap tidak peduli bagaimana mangsanya berjuang untuk melepaskan diri.
"Aku pikir ada yang sedang berjualan barang bagus di sini, jadi aku memintamu untuk datang dan melihatnya." Chi En mencoba menjelaskan.
"Benarkah?" Li Beijue mengaitkan bibir tipisnya. Detik setelahnya ia memegang dagunya Chi En, mengangkatnya, dan memaksa Chi En untuk melihat ke arahnya. Mata elang itu mengunci mata Chi En, dan kata demi kata keluar dari mulutnya, "Kupikir kamu yang mengundangku."
Tidak perlu dikatakan apa yang ia maksud dengan mengundang!
Wajah Chi En memerah, baru saja ia hendak menjelaskan, pria yang memegang dagunya berkata dengan tegas, "Karena kamu telah mengundangku, aku akan menemanimu."
"Err..."
Detik berikutnya, wajah tampan dengan garis tegas milik pria itu menekan dan melumat bibir Chi En!
Chi En membelalakkan matanya!
Ada suara sorak sorai di sekitar mereka dan suara iri dari para wanita.
"Wow, lihat pasangan itu! Pria itu sangat tampan!"
"Mana?"
"Di sana. Sangat tampan! Apa dia seorang aktor? Dia memiliki kaki yang panjang dan bahkan aku tidak pernah melihat aktor setampan dia!"
"Benar-benar tampan. Wanita itu pastilah sangat bahagia. Jika aku dicium pria setampan dia, aku pasti akan pingsan."
"..."
Ujung lidahnya dibiarkan mati rasa dan seolah oksigen di dadanya sudah diperas habis. Chi En tidak bisa mengelaknya, ia hanya bisa berdiri dan menempel di pelukannya/
Ada bisikan di sekitar dan semakin banyak perhatian diberikan kepada mereka.
Chi En merasa wajahnya seperti tertutup asap tebal. Entah mengapa, semakin ia merasa tidak nyaman, semakin tidak bisa dijelaskan reaksi tubuh yang ia berikan. Setiap bibirnya semakin dalam dilumat, ia merasa seperti ada sengatan listrik yang menyengat tubuhnya sampai ia merasa mati rasa.
Tidak, tidak bisa terus seperti ini!
Chi En meletakkan tangannya di dada Li Beijue dan mendorongnya dengan susah payah, "Hmph, Li... Beijue ... aku tidak menginginkannya."
Setiap kata yang ia keluarkan, bibirnya menyentuh pria itu. Ini seperti membalas ciuman Li Beijue.
Begitu Chi En mengatakannya, setelahnya ia mendengar suara serak lelaki itu, "Kamu masih memiliki kekuatan untuk berbicara. Sepertinya aku tidak cukup keras."
"Hmph!" Bibir Li Beijue semakin terbuka seolah ia akan menelan Chi En.
Mulut Chi En tidak hanya mati rasa, bahkan bibirnya terasa tersengat.
Namun, hal yang paling tidak nyaman adalah ia harus menggunakan kekuatan terakhirnya untuk melingkarkan tangannya ke leher Li Beijue dengan erat, untuk mencegah dirinya terjatuh ke tanah karena kakinya yang lemah.
Waktu berlalu detik demi detik.
Setiap detik baginya terasa sangat lama.
Suara di sekelilingnya semakin kecil dan semakin kecil. Akhirnya, telinganya berdengung. Ia tidak bisa lagi mendengarnya dengan jelas.
Seluruh pandangan Chi En hanya dipenuhi oleh wajah pria di hadapannya yang terlihat begitu tampan. Saat pria itu menutup mata elangnya, Chi En bisa melihat bulu mata pria itu yang luar biasa indah.
Entah sudah berjalan berapa lama, tapi ia tidak bisa lagi bertahan.
Suara gembira pemandu acara akhirnya terdengar di telinganya, "Selamat telah memenangkan game ini! Hadiahnya adalah..."