Chereads / Dendam Terlahir Kembali / Chapter 10 - Berlutut Meminta Maaf

Chapter 10 - Berlutut Meminta Maaf

"Kamu berani memukul orang tapi tidak berani menemui orang itu?"

Terdengar suara dari balik pintu yang penuh dengan amarah.

"Jangan mengira dengan bersembunyi di dalam sana aku tidak bisa membuatmu keluar, kamu sudah membuat kami menjadi seperti ini dan masih tidak mau keluar untuk memberi penjelasan?!"

Mendengar makian itu tiba-tiba Li Beinian baru teringat hari ini dia pergi ke rumah keluarga Mu untuk datang ke sebuah pertemuan, saat itu dia memukul kedua kakak sepupunya.

Tapi Li Beinian tidak dapat mengingat kejadiannya dengan jelas.

Dia hanya mengingat setelah kejadian itu ada orang yang membuatnya tidak sadarkan diri kemudian saat terbangun dia sudah tenggelam di dalam kolam renang.

Begitu Li Beinian membuka pintu ia melihat begitu banyak orang di luar kamarnya.

Para paman, tante, dan semua orang berdiri di depan pintu kamarnya dan melihat ke arahnya dengan wajah kesal.

Li Beinian mengangkat alisnya berpura-pura terkejut kemudian bertanya, "Ada apa paman dan tante berkumpul di sini?"

Li Haoqin, paman kedua Li Beinian dengan marah berkata, "Masih pura-pura bertanya!"

Saat mengatakan itu ada seorang perempuan yang muncul dari balik badannya.

Wanita itu terlihat seperti berumur 20 tahunan, hanya saja wajahnya...

Mata dan hidungnya bengkak, terdapat lingkaran hitam disekitar matanya kemudian dandanannya juga berantakan, lisptiknya belepotan, matanya merah seperti baru saja menagis.

Li Beinian tidak dapat menahan diri dan tertawa, tapi dia tahu sekarang bukan waktunya untuk tertawa sehingga dengan cepat dia menghentikan tawanya.

Namun terlambat, suara tertawanya sudah membuat orang-orang di sekitarnya terlihat semakin marah.

"Wah!" Li Kun mulai menangis dan berteriak, "Papa bagaimana aku bisa bertemu dengan orang kelak, dia memukulku hingga seperti ini. Bagaimana besok aku bisa pergi kuliah!"

"Jangan menangis, papa akan menegakkan keadilan untukmu." kata Li Haoqin menghibur putrinya, terlihat dari sorot matanya yang sedih melihat wajah putrinya yang babak belur.

Saat dia berpaling memandang ke arah Li Beinian, dalam sekejap ekspresi wajah Li Haoqin berubah dan berkata, "Li Ying sudah pergi ke rumah sakit, karirnya sedang berada di puncak tapi kamu malah mendorongnya dari tangga hingga tangannya patah. Kamu kejam sekali!"

"Paman, apa paman yakin itu perbuatanku? Saat itu Li Ying dan Li Kun berdiri bersama, yang mendorong kak Li Ying bukan putri paman?" kata Li Beinian dengan wajah tenang kemudian Li Beinian melihat ke arah mereka semua dan melanjutkan perkataannya, "Yang tahu dengan jelas bagaimana kak Li Ying bisa jatuh adalah kak Li Kun."

Terlihat sorot mata bersalah dalam mata Li Kun tapi karena melihat banyak orang di sekitarnya dia berkacak pinggang kemudian dengan cepat berkata, "Kamu yang mendorongnya, kamu sudah memukul orang dan masih tidak mau mengaku?"

"Aku memang benar memukulmu, tapi aku tidak ada hubungannya dengan kejadian kak Li Ying."

"Kamu akhirnya mengakuinya!" kata Li Haoqin dengan suara kesal kemudian dia melanjutkan perkataannya, "Bagi perempuan wajah itu sangat penting, Li Kun ingin menjadi artis tapi sekarang kamu memukulnya hingga seperti ini bagaimana dia bisa masuk dalam dunia hiburan! Cepat berlutut dan minta maaf, jika tidak aku tidak akan menahan diri hanya karena kamu keponakanku!"

"Hei, hei, hei." kata Li Beinian dengan cepat sambil melambaikan tangannya kemudian dia berkata lagi, "Tidak masuk akal, sejak awal memang kak Li Kun tidak cocok untuk masuk dunia hiburan bukan jadi jika ia ditolak itu salahku."

Li Kun yang mendengar perkataan Li Beinian menjadi sangat marah kemudian dia melihat ke arah ayahnya dan kembali menangis sambil berkata, "Pa, lihat itu!"

Li Haoqin juga menjadi semakin marah mendengar ucapan Li Beinian kemudian dia menggertakan gigi dan berkata dengan suara keras, "Jangan mengira karena kakekmu menjodohkanmu dengan keluarga Mu kamu bisa berbuat seenaknya, sekarang kamu masih belum menikah dengan putra keluarga Mu! Cepat berlutut dan minta maaf kepada kakakmu, aku tidak akan melepaskanmu begitu saja!"