Chereads / Enam Suami Tampan / Chapter 22 - Yuening Membuka Kerah Bajunya

Chapter 22 - Yuening Membuka Kerah Bajunya

Liang Yixuan menundukkan kepalanya. Melihat tangan besar yang memegang lengannya, ia tampak bingung, "Kakak Kelima, apa yang kau lakukan?"

Liang Yuening segera membuka kerah baju adiknya. Sekilas tadi, ia melihat tanda merah di leher Yixuan. Bagian Lehernya yang lain juga memiliki tanda cupang yang sama, "Apa ini?"

Dengan cuek, Liang Yixuan memegang lehernya, "Oh, ini? Ada banyak nyamuk di sungai, aku pasti sudah digigit nyamuk." 

Mendapat jawaban itu, Liang Yuening makin curiga. ia tidak percaya ada serangga yang mampu membuat bekas merah sebesar itu. Ia mengerutkan kening, "Nyamuk? Bukankah ini baru bulan Maret, mana ada nyamuk sebesar itu?"

Liang Yixuan menatap kakaknya dengan wajah masam, "Aku merasa tidak tenang. Kakak Kelima. Aku harus segera pergi ke sungai. Oh, ya, aku ingat Kakak Ketiga sebelumnya membawa sebotol salep dari kota. Fungsinya sebagai anti inflamasi, menghilangkan gatal-gatal, dan penghilang rasa sakit. Obat itu sangat mujarab! Tapi aku tak tahu di mana Kakak Ketiga menyimpannya. Jika Kakak Kelima ada waktu luang, bisakah Kakak membantuku mencarinya?" 

"Oh, yang itu, ya. Aku tahu di mana salep itu disimpan. Aku akan mengambilnya."

Ketika Liang Yuening membalikkan badan, Liang Yixuan kembali murung. Dari sorot matanya, ia jelas menahan rasa sakit. Wajahnya berkedut sebentar. Setelah beberapa saat ia menahan diri, barulah ia dapat kembali mengekspresikan ketenangannya.

***

Liang Yuening masuk ke kamar saudaranya. Kamar itu kecil, sempit, dan kotor. Tempat tidurnya yang kecil hanya bisa ditempati oleh tiga orang. Di atas lantai ada sebuah lemari. Di atas lemari terdapat sebuah gulungan yang tertutup rapi. Biasanya, saat keenam anak keluarga Liang ada di rumah, tiga orang tidur di atas tempat tidur, sedangkan yang lainnya tidur di lantai.

Liang Yuening membuka pintu lemari dan mengeluarkan peti kecil. Peti ini adalah benda berharga milik Kakak Ketiga yang selalu disimpannya. Di dalamnya terdapat jarum jahit dan sebuah botol kecil dari porselen.

Liang Yuening memegang botol porselen kecil itu dalam genggaman tangannya. Pikirannya masih tidak tenang, ia masih membayangkan gerak-gerik adik keenam. Ia yakin ada yang aneh dengan saudaranya itu.

Liang Yixuan sebagai saudara termuda keluarga Liang, ia memiliki karakter pendiam dan ceria. Di antara seluruh anggota keluarga, adiknya ini sangat irit bicara. Namun, perilaku Liang Yixuan barusan tampak seperti biasa. Berbeda saat ia bicara lebih banyak dari biasanya, senyum di wajah adiknya itu kelihatan palsu.

Liang Yixuan pernah tertawa sangat bahagia. Namun, hari ini Zhou Dachun datang ke rumah dan menagih hutang. Banyak hal yang buruk terjadi, dan senyum di wajahnya itu tampak meragukan. 

Hal terpenting adalah bahwa saat Liang Yixuan tadi sedang mencuci sayuran, ia jelas-jelas terlihat linglung. Terlebih lagi, tubuhnya juga terlihat lemas dan pandangan matanya seolah tak bersemangat dan muram.

Liang Yuening tak mengerti, dia tidak bisa menangkap perasaan adiknya yang sesungguhnya.

Selain itu, ada tanda merah di bahu dan leher Liang Yixuan. 

Setelah beberapa kali memikirkannya, Liang Yuening masih bingung. Dia masih menghubungkan permasalahan Dong Dabao dengan keluarga ini. Kenyataan yang pasti, keenam saudara keluarga Liang dengan Dong Dabao adalah sebagai suami-istri.

Mata Liang Yuening berkedip beberapa kali. Kemudian ia teringat kejadian satu tahun yang lalu, saat Sang Istri memasuki ruangan untuk pertama kalinya. Pada saat itu Ia juga melihat tanda merah yang sama di tubuh Kakak Ketiga?

***

"Duk! Duk! Duk!"

Terdengar suara pintu yang diketuk sangat keras, seperti petir menyambar langit. Dong Huiying yang berada di dalam kamar merasa kesal mendengar ketukan yang kasar itu.

"Tunggu…! aku datang!"

Ternyata dibalik pintu itu adalah Liang Yuening. Ia tampak tidak sabar dibukakan pintu oleh Dong Huiying. Bibir tipisnya tampak mengerucut, memikirkan Han Xin yang disebutkan Dong Huiying pada siang itu. Saat itu, Dong Huiying terlihat sangat serius, sehingga ia dan Liang Yixuan sempat berpikir jika Sang Istri telah berubah.

Sekarang, hati Liang Yuening tetap percaya bahwa Sang Istri tidak seratus persen berubah. Ia yakin, Dong Dabao yang telah kembali ke karakternya dahulu.

Sambil menunggu dibuka, tangan kanannya telah tergenggam sebuah pisau dapur yang besar.