Chereads / Enam Suami Tampan / Chapter 19 - Mata Dinginnya Tertuju Kepada Zhu Xinfang

Chapter 19 - Mata Dinginnya Tertuju Kepada Zhu Xinfang

Kelihatannya Zhu Xingfang cari mati di sini. Pikir Dong Huiying.

Dong Huiying menatap Zhu Xingfang dalam-dalam, "Nyonya Zhu, jangan omong kosong! Jika kau merasa benar, bisakah membiarkanku mencari Liang Yixuan? Jika Liang Yixuan tak bersamamu, ini tidak akan menjadi masalah. Namun, jika Liang Yixuan ada di sini, kelihatannya kita harus membereskan urusan hutang piutang kita!"

"Apa? Yah, Dong Dabao, kau sungguh besar kepala! Kau anggap dirimu bos besar? Kau ingin menggeledah rumahku? Boleh saja, tapi apakah kau punya surat perintah penggeledahan? Jika kau memang punya, aku tak bisa berbuat apa-apa. Tapi bila surat itu tidak ada, maka aku akan melawanmu! Lebih baik kau kembali saja!" Tantang Zhu Xingfang kepada Dong Huiying.

"Bagaimana jika aku memutuskan untuk tetap di sini?" Dong Huiying menerima tantangan. Ia maju selangkah dan mendekati Zhu Xingfang. Dong Huiying menyadari sekilas jika mata Zhu Xingfang berbohong.

Saat seseorang merasa bersalah, secara tidak sadar mata akan berkedip ke kanan dan ke kiri. Dari situ akan menampakkan rasa takut jika rahasianya diketahui. Tentu saja, karena IQ Zhu Xingfang masih berada di bawah Dong Huiying. Kecerdasannya bukanlah apa-apa jika dibandingkan Dong Huiying.

"Zhu Xingfang. Hukum wanita di Dinasti Yuan sangat bias dan lebih menguntungkan wanita. Tapi kupikir, jika kau hendak merampok pria, kau benar-benar membuat keributan besar. Setidaknya kau dihukum makan sebanyak satu panci. Jika kau pintar, kau tak perlu bersikap begini. Aku, Dong … Dong Dabao," Dong Huiying hampir saja menyebutkan nama aslinya, 

"Kau mungkin pernah mempertanyakan reputasiku, Dong Dabao. Aku tak pernah takut akan hal itu, dan kau tak ingin dikenal karena lelucon seperti ini, kan? Jika aku benar-benar ingin, aku punya berjuta cara untuk melakukannya kepadamu!" Dong Huiying makin menegaskan dirinya kepada lawannya itu.

"Jadi, kau mau mengancamku?" Zhu Xingfang balik menantang.

Tubuh Zhu Xingfang yang gemuk melangkah dari pintu, "Ngomong-ngomong, Dong Dabao, aku sudah membatalkan janji hari ini. Kau ingin mencari Yixuan di rumahku? Langkahi mayatku dulu! Kalau tidak, lupakan saja!"

"He …" Dong Huiying menurunkan pandangan matanya. Di saat berikutnya, pandangan matanya yang dingin tertuju kepada Zhu Xingfang.

"Ah? Ya, kamu bisa mengartikannya seperti itu!" Dong Huiying merentangkan tangannya. Dia juga merendahkan sedikit tubuhnya. Bila dibandingkan, badan yang mungil bukanlah lawan yang seimbang bagi Zhu Xingfang yang kekar. Senjata Dong Huiying hanyalah tinjunya. 

Dong Huiying mulai menyerang duluan. Ia menendang dan menjatuhkan piring ke arah Zhu Xingfang. Sebaliknya, Zhu Xingfang hanya menyapu dengan sapuan sederhana dan berubah menjadi angin puyuh. Dong Huiying berusaha menghindari tubuh Zhu Xingfang dan segera mendobrak pertahanan fisik lawannya.

"Aduh!" Zhu Xingfang mengerang karena serangan Dong Huiying.

Dong Huiying melanjutkan serangan, dia membanting Zhu Xingfang hingga terjatuh. Zhu Xingfang sama sekali tak mengira Dong Huiying memiliki kekuatan seperti itu. 

Kau berani melawanku? Pikir Zhu Xingfang. 

Seperti yang diketahui oleh semua orang, insiden Zhou Dachun hari ini dan permusuhannya dengan Liang Yuening menyebabkan hati Dong Huiying bagai tersulut api. Kemarahannya jadi memuncak, seakan ingin lepas kendali. 

Sebelumnya, jika ia marah, ia masih bisa menahannya. Namun, hari ini, insiden Zhu Xingfang berbeda. Wanita itu telah mencoreng muka Dong Huiying. Sebagai gantinya, Zhu Xingfang harus menerima terjangan kemarahan Dong Huiying.

Dengan terjangan tadi, Zhu Xingfang langsung terjatuh, pingsan. Untungnya Zhu Xingfang masih beruntung karena Dong Huiying masih waras. Ia tak ingin mencabut nyawa orang lain. 

Jika tidak, bisa dikatakan seumur hidup gadis itu dilabeli sebagai orang berbahaya karena memiliki kekuatan sakti. Meskipun dalam kehidupan sebelumnya, jika ia benar-benar ingin menghabisi Zhu Xingfang, ia cukup melakukannya dalam beberapa menit saja.

Setelah berhasil menjatuhkan Zhu Xingfang dia menggeledah rumah itu. 

"Liang Yixuan?" Setelah pintu terbuka, yang dilihatnya pertama kali adalah sebuah kangtou yang besar. Pakaian Liang Yixuan tercabik-cabik, tangan dan kakinya diikat, dan mulutnya disumpal. Pria itu berbaring di sana. Selain bekas luka, ada pula tanda merah darah. Sepertinya ia dicekik dan digigit oleh seseorang.