"Dialekmu benar-benar jelek!" Sebuah suara menghina datang dari ujung sana. Pada saat berikutnya, sebelum Yan Siyi sempat menutup telepon, sudah terdengar nada sibuk dari ujung yang lain. Sambungan telepon itu diputus begitu saja.
"Tidak sopan!" Yan Siyi meraung keras dan langsung meletakkan gagang telepon dengan marah.
"Ada apa?" tanya Yan Sier yang menatap curiga pada Yan Siyi yang tiba-tiba marah.
Yan Siyi kembali sadar dan berkata, "Ah? Tidak… Tidak apa-apa. Hanya saja, paman tua itu sangat menyebalkan, dia berani mengatakan dialek yang aku gunakan jelek."
"..." Yan Sier terdiam. Sebenarnya memang sangat jelek, batinnya.
"Kakak, apa maksud ekspresimu itu?"
"Ah? Tidak… tidak, dialek yang kamu gunakan sangat bagus! Bagus, kok…"
***