Detik demi detik, menit demi menit waktu berlalu. Suara detak jarum jam yang berputar tiap detik seperti cabikan hukuman mati, yang terus-menerus mencabik hati Chi Zuxu, membuat setiap sarafnya ditarik hingga menegang, seolah-olah setiap kali ditarik akan langsung terbelah dan putus menjadi dua. Napasnya juga terasa sangat sulit pada saat ini, seolah-olah menarik napas saja merupakan siksaan baginya. Tangannya menutupi wajahnya yang menderita. Dia tidak berani berpikir, jika Chi Yi benar-benar pergi entah bagaimana kelanjutan hidupnya masa depan. Entah bagaimana dia bisa menghadapi anaknya dengan tenang. Dia tidak bisa menerimanya. Dia benar-benar tidak dapat menerimanya.