Chereads / Cinta Rahasia Mr. Shen / Chapter 14 - Dia adalah Iblis (1)

Chapter 14 - Dia adalah Iblis (1)

Waktu seakan berhenti, Shen Shaobai pelan-pelan meletakkan jari telunjukya ke atas bibirnya.

Wei'ai menelan ludahnya, dengan pintar memilih untuk tidak menjawab, otaknya berputar, ketika akhirnya dia mengerti, semuanya adalah salahnya. Tamparannya tadi benar-benar tidak masuk akal.

Tetapi meskipun begitu, bukankah Shaobai yang duluan mencari kesempatan?

Gadis pelayan berdiri di luar pintu, melihat kondisi di dalam, wajahnya terlihat terkejut. Apakah dia tidak salah dengar, tuan muda dengan sabar bertanya kepada seorang perempuan. Situasi ini sudah lama tidak terjadi.

Lebih tepatnya, di dalam ingatannya, selain Tong Hua, tuan muda biasanya selalu menjaga jarak terhadap wanita lain.

Situasi ini benar-benar sangat langka.

Dilihat dari status tuan muda, meskipun bisa memiliki banyak wanita, tetapi Tong Hua sama sekali tidak menghargainya. Ketika tuan muda sedang dalam kesulitan, dia langsung meninggalkannya!

"Katakan, siapa?"

Mendengar Wei'ai sama sekali tidak menjawab, kesabaran Shen Shaobai hampir habis.

"A… Aku… Aku juga."

Wei'ai tidak tahan bergetar, menghadapi Shen Shaobai saat ini, membuatnya ingin mundur dan segera melarikan diri.

Baru saja Shen Shaobai mau membuka mulut, Wei'ai menarik nafas dalam-dalam kemudian berkata: "Aku tahu. Aku yang salah. Tidak seharusnya aku menamparmu. Tetapi kejadian ini, kamu juga tidak rugi bukan? Kalau kamu masih tidak puas, jika tidak… jika tidak kamu bisa balas menamparku, dengan begitu kita impas?"

Setelah selesai berbicara, seketika hening.

Shen Shaobai mengangkat kepalanya, Wei'ai sama sekali tidak siap, matanya terperangkap ke dalam mata Shen Shaobai.

Dia terkejut, lama sekali baru sadar.

Pertama kali melihat Shen Shaobai, dia duduk didalam kegelapan. Dia hanya bisa melihat wajahnya samar-samar, apalagi matanya. Tetapi tadi ketika dia mendekat, dia juga sama sekali tidak melihat tatapan matanya, oleh karena itu, saat ini, jarak sedekat ini dia baru bisa melihat dengan jelas.

Matanya sangat indah. Meskipun karena tidak bisa melihat, kelihatan sedikit redup, tetapi tidak membuatnya kehilangan pesonanya.

Sayang, benar-benar sayang!

Lelaki sempurna seperti dia, kenapa nasibnya sangat tragis, membuatnya mengalami kejadian sial seperti itu!

"Tutup pintunya."

Pada saat Wei'ai merasa kasihan padanya, Shen Shaobai membuka mulutnya, dengan suara rendah memberi perintah.

 "Tetapi, tuan muda..."

Gadis pelayan menatap Wei'ai yang sedang berdiri disana, tidak tahan untuk protes.

Tetapi dia hanya bisa menelan kata selanjutnya, kemudian pelan-pelan menutup pintu, melihat pemandangan di depan matanya semakin lama semakin mengecil hingga sama sekali tidak tampak lagi dan benar-benar terpisah dengannya, seperti berada di dunia yang sama sekali berbeda dengannya.

Kemudian muncul pemikiran dalam dirinya, tuan muda sebenarnya sudah mulai merasa tertarik pada Xia Wei'ai!

Padahal dia harusnya ikut bergembira, namun entah mengapa di hatinya yang paling dalam… mengalir perasaan kecewa?

"Shen Shaobai… kamu… Apa yang ingin kamu lakukan..."

Wei'ai melihat pintu tertutup, tidak lagi memikirkan hal yang lain.

Padahal Wei'ai sadar, Shen Shaobai sangat menyebalkan, hanya karena dirinya mirip dengan calon istrinya, dia dipaksa menjadi miliknya. Setelah Wei'ai menolaknya, lalu memaksanya untuk tinggal, bahkan memakai ular dan tikus untuk menakutinya, kenapa dia harus merasa kasihan kepada orang seperti dia?!

Wei'ai mengatur nafasnya, kemudian menggerakkan badannya ke samping, sepertinya ingin menjauh sejauh mungkin dari Shen Shaobai.

Awalnya, dia berniat kabur ketika pintu terbuka, tetapi karena disana ada banyak pengawal, mau tidak mau dia mengurungkan niatnya. Kabur dari para pengawal itu, benar-benar cari masalah. Sudah pasti dengan segera dia akan diikat kemudian dilemparkan ke depan Shen Shaobai!

Di dalam kamar, diselimuti dengan kegelapan.

Hanya saja bagi Shen Shaobai, itu semua tidak ada bedanya.

Dia bisa mendengar rasa panik dari nada bicara Wei'ai, dari bibirnya tampak senyumannya yang tenang: "Menurutmu, kalau dalam satu ruangan seorang lelaki dan perempuan bersama, selain bercinta, memangnya masih bisa melakukan hal apa?"