Tidak sulit untuk menjelaskan alasan kenapa dia duduk di kursi roda--- itu karena matanya menyulitkannya.
Kasihan sekali!
Di dalam kepala Wei'ai, muncul pemikiran ini.
Tetapi, dia tidak menyangka, tanpa sengaja bertemu pria yang luar biasa ini!
"Jangan-jangan karena..."
Tiba-tiba, Wei'ai seperti mengingat sesuatu, kemudian bergumam.
Seketika dia mengerti.
Tidak seperti tuan muda terkenal lainnya, sangat jarang ada gosip mengenai Shen Shaobai, dia hanya mempunyai calon pengantin yang merupakan temannya sejak kecil---Tong Hua. Mereka dari kecil tumbuh bersama, hubungan mereka sangat dalam, ditambah lagi mereka pasangan yang sangat serasi.
Mereka bagaikan pasangan yang diberkati oleh langit.
Menurut rumor yang beredar, Shen Shaobai sangat mencintai Tong Hua dan sangat memanjakannya.
Sayangnya, akhir kisah dari dongeng itu, pangeran dan puteri sama sekali tidak berakhir bahagia.
Empat tahun yang lalu, pada saat sehari sebelum acara pernikahan.
Kediaman Tuan muda Shen, terjadi kebakaran di tengah malam, api tanpa ampun melahap semuanya, membakar semuanya. Penerus keluarga Shen, pria yang ada di depan matanya, meskipun berhasil diselamatkan, untungnya kebakaran itu tidak sampai membahayakan nyawanya.
Tetapi, kedua matanya tidak lagi bisa melihat.
Setelah itu, dari keluarga Tong terdengar kabar, Tong Hua mencampakkan Shen Shaobai dan pergi keluar negeri. Menurut rumornya, Tong Hua sudah menikah dengan pria lain.
Mengenai Tong Hua, Wei'ai pernah melihat fotonya, jika dilihat mereka memang mirip, tapi itu hanya sekilas. Kalau dilihat secara seksama, pasti ada beberapa perbedaan, saat itu dia berpikir, di dunia ini banyak sekali orang yang sangat mirip bagaikan sebuah keajaiban.
Tidak bisa dibayangkan, sekarang, karena hal tersebut, terjadi hal aneh seperti ini padanya!
"Jika kau tinggal disini, apapun keinginanmu, akan kuberikan semuanya kepadamu."
Wei'ai terdiam dan itu membuat Shen Shaobai frustasi.
"Apakah aku seharusnya…. Harus merasa senang?"
Wei'ai hanya tersenyum dingin.
Dia terus merenungkannya dalam hatinya, meskipun akhirnya sama sekali tidak terpikirkan jawaban apapun.
Wei'ai hanya bisa mencoba membujuknya: "Tuan muda Shen, kamu sudah menolongku, aku merasa sangat berterima kasih! Tetapi, itu tidak berarti aku harus mengikuti semua permintaanmu! Lagipula, meskipun mirip, aku bukanlah dia, kamu tidak bisa begitu saja melakukan segala sesuatu sesuka hatimu kepadaku…"
Setelah berkata begitu, Shen Shaobai terdiam lagi.
Wei'ai dalam hati bergembira, untunglah, Shen Shaobai masih bisa berpikir dengan akal sehatnya, kebakaran itu tidak sampai membuat dia kehilangan kepintarannya.
Saat itu Wei'ai merasa, di depannya ada jalan menuju kemenangan!
"Mengenai masalahmu, aku juga sudah mendengarnya. Tuan muda Shen, aku bersimpati kepadamu dan aku merasa kamu sungguh kasihan…"
"Ahh---"
Belum selesai berkata, Shen Shaobai membuang Wei'ai ke lantai.
"Pang---"
Seperti sebuah barang, jatuh ke lantai.
"Keluar!"
Wei'ai seketika jatuh, diiringi teriakan dingin dari lelaki itu.
Saat itu juga, Wei'ai merasakan sakit di sekujur tubuhnya, tetapi akhirnya dia bebas.
Tidak peduli apapun, Wei'ai segera bangkit berdiri, dengan cepat menuju ke arah pintu.
Dengan sekuat tenaga mengetuk pintu.
Untungnya, kali ini pintu terbuka.
Di depan, berdiri gadis tadi, di sampingnya ada penjaga yang berpakaian hitam.
"Adik, kurung dia di ruangan gelap!"
Pada saat Wei'ai mengira dia akan terbebas, dari belakang terdengar suara seperti iblis.
Sesaat selanjutnya, penjaga tersebut maju, langsung memegang kedua tangan Wei'ai.
Setelah itu, dia digiring ke depan.
"Shen Shaobai… Kurang ajar… Lepaskan aku…"
Wei'ai menggerakkan badannya saat berusaha melepaskan diri dari penjaga yang ada disampingnya. Mereka segera membawa Wei'ai pergi, suaranya semakin jauh dan tak terdengar lagi.
Gadis itu mengalihkan pandangannya kembali kedalam kamar.
Di dalam gelap tanpa ada cahaya, sama seperti orang yang tinggal disini, selamanya tidak akan bisa melihat cahaya. Setelah berpikir begitu, dia merasa sedikit kasihan padanya.
"Tuan muda…"
Gadis itu perlahan-lahan maju, dengan pelan memanggilnya.
Shen Shaobai menutup kedua matanya, kelihatannya sedikit lelah. Kasihan? Gadis kecil itu berani berkata begitu!
Hah, sungguh menggelikan!
"Adik, didalam hatimu, apakah kamu juga merasa… Aku kasihan?"
Dia membuka kedua matanya, hanya terlihat kegelapan, Shen Shaobai membenci kondisinya saat ini.
Gadis itu tertegun, kemudian menggelengkan kepala: "Tidak tuan muda, aku tidak pernah berpikir begitu, di dalam hatiku…"
"Cukup, tidak perlu dilanjutkan lagi."
Shen Shaobai sangat mengerti kalau dia hanya sekedar menghiburnya, Shen Shaobai mengangkat tangannya dan memotong ucapannya.
Gadis itu berhenti berbicara, akhirnya dia mengalihkan pembicaraan: "Tuan muda, apakah mau membiarkan melepaskan Xia Wei'ai? Meskipun ada sedikit kemiripan, tetapi dia bukanlah Nona Tong."
Shen Shaobai sama sekali tidak membuka mulutnya. Tidak ada yang bisa menebak apa yang sedang dipikirkannya.
Suasana sunyi datang dalam sekejap, gadis itu dengan tenang berdiri di samping, menemaninya dalam diam.
"Tuan muda, nyonya datang untuk melihatmu."