Meskipun menghadapi permintaan Shen Shaobai yang tidak masuk akal, Wei'ai masih tetap pada pendiriannya dan tetap menolaknya.
Situasinya saat ini, dirinya masih berada dalam satu kamar dengan ular dan tikus. Pemandangan ini benar-benar membuatnya mati rasa. Wei'ai terpaksa berkomunikasi dengan Shen Shaobai agar dia bisa lepas dari situasi ini.
Tetapi saat ini, diluar sama sekali tidak ada suara maupun gerakan.
Dia… sudah pergi?
Setelah menduga begitu, Wei'ai kemudian mendekatkan badannya ke arah pintu, telinganya menempel di pintu, berusaha mendengar dengan pasti gerakan diluar.
"(suara pintu terbuka)——"
"Ahhh——"
Tiba-tiba, pintu kamar dibuka dari luar.
Wei'ai sama sekali tidak siap. Dia berteriak kemudian jatuh ke depan. Secara mengejutkan bisa dengan tepat jatuh ke atas tubuh Shen Shaobai, hidungnya penuh dengan nafas lelaki itu.
"Aku… Ughh…"
Karena panik, ketika Wei'ai mencoba berdiri, sayangnya dia mengangkat kepalanya, bibirnya menyentuh sesuatu yang hangat dan menghalangi kata-katanya.
Ketika dia menyadari sesuatu yang hangat itu adalah bibir Shen Shaobai, tubuhnya mendadak kaku.
Cium! Ciuman dia… dicuri lagi oleh lelaki ini!
Wei'ai sama sekali tidak berpikir dua kali. Dia mengangkat tangannya kemudian mengayunkannya.
"Plak——"
Terdengar bunyi tamparan yang nyaring, samar-samar suara tamparan tersebut terngiang di telinganya.
Sekelilingnya kemudian hening seketika.
Pengawal yang berdiri di belakang Shen Shaobai, meskipun kedua mata mereka tertutup kacamata hitam, tetapi badan mereka terlihat bergetar, menampilkan rasa kaget dan takut dari dalam hati mereka. Kaget karena Wei'ai yang begitu berani menampar tuan muda, takut karena kegagalan mereka sendiri. Padahal berada dibawah perlindungan mereka, tetapi tuan muda masih bisa ditampar.
Ini benar-benar… mempertaruhkan nyawa mereka!
Detik ini juga, mereka berdoa diam-diam, agar tuan mudah tidak marah kepada mereka.
"Xia Wei'ai, berani sekali kamu menampar tuan muda?!"
Ucap Gadis pelayan ketika memandangi Shen Shaobai, kemudian memelototi Wei'ai.
Padahal dia tadi masih merasa kasihan terhadap Wei'ai, dalam sekejap saja bisa membuatnya membencinya. Berani sekali dia menampar tuan muda, dia tidak boleh lagi tinggal di pulau ini!
"Kamu… kamu tidak bisa menyalahkanku… dia yang mencari kesempatan… dia duluan yang mencari kesempatan..."
Telapak tangannya sepertinya mati rasa, membuat Wei'ai mengerti, mungkin kali ini dia agak berlebihan.
Dia melihat wajah Shen Shaobai yang pelan-pelan memerah, kakinya tanpa sadar mundur kebelakang, dalam hatinya timbul rasa takut.
"Tuan muda..."
Gadis pelayan baru saja hendak mengatakan agar Xia Wei'ai diusir dari pulau.
Shen Shaobai mengangkat tangannya untuk menghentikannya.
Dia memutar kursi rodanya, jalan ke depan, kelihatannya ingin mendekati Wei'ai. Melihatnya mendekat, Wei'ai hanya bisa mundur hingga terpojok di sisi dinding. Badannya bersandar pada permukaan dinding yang dingin.
Pada saat yang sama, pengawal buru-buru masuk, memasukkan kembali ular dan tikus yang di lantai kedalam kotak. Mereka bisa dipakai untuk menakuti Wei'ai, tetapi jangan sampai mengganggu tuan muda!
Kursi rodanya, berhenti di hadapannya.
"Siapa, yang tadi bersandar pada pintu?"
Herannya, ketika Shen Shaobai bertanya, suaranya sangat tenang, sama sekali bukan seperti orang yang baru ditampar.
Selesai berkata, Wei'ai tertegun.
Tapi dengan cepat dia sadar, kemudian dengan terbata-bata menjawab : "A… Aku…"
"Siapa, ketika pintu terbuka masuk kedalam pelukanku?"
Shen Shaobai menyilangkan kedua tangannya diatas kakinya, dia secara natural menunjukkan sikapnya yang menunjukkan bahwa dia dari keluarga kelas atas.
"A… Aku…"
Meskipun sangat tidak ingin menjawab pertanyaannya, tetapi Wei'ai tidak bisa tidak mengakui, apa yang Shen Shaobai katakan semuanya adalah fakta. Tadi, ketika pintu terbuka, memang benar dia sendiri yang jatuh kedalam pelukannya. Dia sama sekali tidak bisa menyalahkan Shen Shaobai!
"Jadi, siapa juga… yang menyentuh bibirku?"