"Oh iya, bawa temannya juga." Ketika gadis itu hendak pergi, Luo Kun memberi perintah lagi, kemudian menunggu dengan tenang.
"Sepertinya aku mendapat berkah hari ini. Aku bisa melihat Tuan Muda Luo melatih perempuan dengan mataku sendiri." Lei Ying tersenyum.
Sudut bibir Luo Kun sedikit naik, lalu meminum anggur merah di gelas yang ada pada genggamannya. Tidak peduli aroma dan energi anggur yang menusuk kuat di mulut dan paru-parunya itu, matanya juga menyipit karena rasa pahitnya. Namun baginya, penghinaan itu harus dibayar dengan hukuman yang keras.
Luo Kun sudah lama hidup seperti itu hingga dewasa ini. Selain mendapat penolakan saat kecil, selama ini tidak ada perempuan yang berani menolaknya. Ding Qian adalah perempuan pertama yang berani menolaknya.