Jangan!
Yang Yuxi berbisik. Ia hanya merasakan panas di dada, apalagi saat tubuhnya dijamah dua telapak tangan yang besar itu. Tangan besar itu berjalan menjamah tubuhnya seperti ular dan telapak tangannya membuat kulitnya bergetar sampai gemetaran.
Dengan napas yang terengah-engah, kancing kemeja Yang Yuxi terbuka satu-persatu. Dadanya muncul di bawah sinar yang samar-samar ini. Kemudian dengan segera, roknya diangkat dari bawah ke atas....
Pada awalnya, Yang Yuxi masih bisa membuat beberapa penolakan. Namun dengan segera, perlawanannya itu runtuh di bawah serangan sengit Ye Ming. Hal yang tersisa saat ini hanyalah deruan napas terengah-engah.
Suara napas itu pelan-pelan terdengar di atap yang sunyi. Intonasinya membentuk simfoni umat manusia yang paling primitif.