Lepaskan atau jangan? Batin Ye Ming.
Ye Ming merasa kesulitan untuk beberapa saat, dalam posisi seperti ini, tubuh Yang Yuxi bisa diperolehnya selama pinggang dan perutnya diregangkan ke depan. Namun, dia menjadi dilema antara lepaskan tapi juga jangan karena melihatnya yang menyerah dan hanya menyerang dirinya dengan kata-kata.
Kalau Ye Ming membiarkan Yang Yuxi pergi, rencana gadis itu akan berhasil, sedangkan tubuhnya saat ini sedang tengah bergairah, dia bisa berhenti pada saat kritis. Namun, jika dia tidak membiarkannya pergi, maka akan dia akan tampak seperti orang tak bermartabat, persis seperti yang gadis itu katakan tadi. Hal ini membuatnya diam-diam mengutuk dalam hati, dasar gadis ini benar-benar memberiku masalah! Dalam kepalanya kini, bagaikan muncul dua sosok yang sedang bertengkar.
"Hey… Apa kamu pikir aku bisa dibodohi olehmu?" Ye Ming pun melanjutkan aksinya, dia membungkuk dan menciumi leher putih Yang Yuxi yang tak bergeming bagaikan mayat, gadis itu benar-benar tidak melawan sama sekali.
"Baiklah, kamu menang," ucap Ye Ming yang tiba-tiba kehilangan minatnya. Andai Yang Yuxi putus asa setelah berjuang keras melawannya, dia mungkin masih bisa menggunakan hal itu sebagai hukuman untuk memprovokasinya beberapa kali. Namun sekarang gadis itu hanya berpasrah diri tanpa perlawanan, dia pun tidak bisa melanjutkan karena harga dirinya tidak memungkinkannya untuk melakukannya.
"Tidak jadi?" Ucap Yang Yuxi sembari membuka matanya dan melemparkan pandangan sinisnya pada Ye Ming.
"Kamu sungguh berpikir aku tidak berani menidurimu?"
"Memangnya ada hal lain di dunia ini yang tidak berani kamu lakukan?"
Setelah itu, raut wajah Ye Ming mencair seperti air, dia mengambil napas dalam-dalam untuk beberapa saat, lalu berbalik melangkah masuk ke kolam air panas untuk menurunkan gairah nafsunya dan menenangkan diri. Namun, setelah diam sejenak, dia tiba-tiba mengerang dengan raut wajah yang aneh.
"Tuan muda, apakah kamu baik-baik saja?"Tanya salah satu gadis berpakaian cheongsam.
"Tidak apa-apa," jawab Ye Ming sembari mengatur napas. Dia lupa akan keberadaan ikan-ikan kecil di kolam itu, lalu tiba-tiba merasakan kemaluannya diserang. Hal itu hampir saja membuatnya merutuki diri sendiri. Tapi biar bagaimanapun, dia bukanlah orang biasa, dengan daya tahan dan tekadnya yang jauh melampaui orang lainnya dan ditambah beberapa keterampilan bernapas, dia bisa menekan rasa nyeri itu.
"Berhubung kamu tidak menginginkanku, apa kamu tidak bisa memberiku pakaian dan membiarkanku pergi?" Pinta Yang Yuxi.
"Bawa dia pergi untuk berpakaian."
"Ya, Tuan," ucap kedua gadis berpakaian cheongsam itu dengan membungkuk. "Nona Yang, silakan lewat sini."
Kedua gadis berpakaian cheongsam itu menghampiri Yang Yuxi, sementara dia hanya mengangguk dan pergi bersama mereka. Setelah meninggalkan kolam air panas, dia menarik napas lega dan jantungnya berdetak kencang. Sebelumnya dia berpikir bahwa dirinya sudah hancur, bahkan skenario terburuk sudah berada di kepalanya. Alasan kenapa dia mengucapkan kata-kata terakhir itu hanyalah usaha terakhir untuk melakukan segala hal yang memungkinkan. Bahkan, di saat tidak punya harapan, tetapi dia tidak menyangka hal itu benar-benar akan berhasil membuatnya lepas dari masalahnya.
Sambil mengikuti kedua gadis berpakaian cheongsam itu ke ruang ganti, Yang Yuxi berpikir dalam hati, Meskipun bajingan ini tidak tahu malu dan cabul, tapi dia tampaknya orang yang bermartabat, maka dari itu bisa termakan oleh kata-kataku dan benar-benar menghentikan aksinya, sehingga aku bisa aman untuk saat ini.
"Mengapa semua pakaian di sini sangat formal?" Ujar Yang Yuxi yang tertegun memandang ruang ganti tersebut.
"Tuan Muda sangat menyukai guru. Jadi pakaian yang disiapkan di sini semua adalah pakaian guru."
"Dasar tak tahu malu!" Celetuk Yang Yuxi sembari mengambil salah satu jas guru untuk dipakai.