Telepon terus berdering. Huang Renxian dan Lao Zhang saling berpandangan. Mereka bisa melihat ketegangan dan keseriusan di mata mereka satu sama lain. Bahkan bibir dan lidah Huang Renxian seketika mengering.
Hati Huang Renxian saat ini bagaikan danau yang tenang, sedangkan kasus ini bagaikan batu yang terlempar ke danau itu. Riak yang dihasilkan batu itulah yang melambangkan kecemasan Huang Renxian saat ini.
Huang Renxian langsung menarik napas dalam-dalam. Ia berusaha menekan kegelisahan di hatinya. Huang Renxian mulai mengulurkan tangan dan mengangkat telepon tersebut.
Sesuatu yang tidak terduga pun terjadi. Belum begitu lama menerima panggilan itu, wajah Huang Renxian seketika terlihat pucat. Sungguh, ia sangat ketakutan.
Ternyata, panggilan itu berasal dari Komisi Inspeksi Disiplin. Ketika Komisi Inspeksi Disiplin menghubunginya, Huang Renxian dengan mudah memahami masalah yang disampaikan.
