Dengan raungan nyaring, pemuda itu benar-benar berhasil menghentikan tiga orang yang berkelahi di rumah kontrakan tersebut. Zou Xiaomi adalah orang pertama yang melihat ke arahnya dan menyadari bahwa pemuda itu adalah tetangga sebelah. Memang benar mereka adalah tetangga, tetapi dia tidak akrab dengannya. Saat dia baru pindah selama beberapa hari, mereka berdua pernah berpapasan dan hanya saling tatap, namun tidak pernah berbicara satu sama lain.
Nyonya Tang dan Tang Linyan juga sempat tercengang beberapa saat, tetapi mereka segera kembali ke kesadaran masing-masing. "Ada apa denganmu, Nak? Pikirkan urusanmu sendiri," kata Nyonya Tang.
"Oh, hal ini cukup mengganggu ku, jadi jelas sekali aku harus ikut campur mengurusi apa yang sedang terjadi hari ini. Ada apa ini?" Pemuda itu sama sekali tidak menunjukkan ketakutannya. Melihat wanita gemuk itu begitu ganas, dia hanya tersenyum mencibir.
Pemuda itu bisa dikatakan cukup baik, dia memiliki postur tubuh yang tinggi, kaki panjang dan pinggul yang kecil. Sepertinya, usianya belum terlalu tua, dia mungkin berusia sekitar 20 tahunan. Kulitnya juga sangat bagus, secara keseluruhan, dia terlihat seperti pemuda yang cukup sempurna.
Ekspresi wajah Tang Linyan tidak seganas ibunya ketika melihat pemuda tampan itu. Dia malah tersenyum malu-malu, bahkan berkedip pada pemuda tersebut. Sayangnya, pemuda tampan itu sama sekali tidak melihat ke arahnya dan malah masih menatap Nyonya Tang dengan matanya yang indah, seindah bunga persik. Dia memang terlihat keterlaluan, tapi dia berhasil membuat wanita tua itu merasa malu.
"Hmm, kamu beruntung hari ini, bajingan kecil. Aku beritahu, hari ini belum berakhir, jadi katakan pada Tuan Muda Gu bahwa kamu tidak ada hubungannya dengan keluarga Tang. Kemudian menjauhlah darinya, kalau tidak, aku pasti akan menggaruk habis kulitmu," kata Nyonya Tang yang menoleh ke arah Zou Xiaomi dengan suara keras. Karena ada orang lain di situ, dia tidak bisa terus memukulinya, namun tetap saja memberikan ancaman sebelum pergi.
Setelah mengucapkan kalimat penuh ancaman itu, Nyonya Tang menarik Tang Linyan dan melangkah pergi. Ketika melewati pemuda yang menghentikan perkelahian mereka itu, ibu dan putrinya sama-sama menoleh ke arahnya, wajah mereka sama-sama menjadi merah dan tersenyum. Mereka berdua berharap suatu saat bisa mengundang pemuda tampan itu ke rumah mereka.
Nyonya Tang dan Tang Linyan sudah pergi, jadi Tuan Tang pun tidak bisa terus tinggal. Sebelum pergi, dia sempat melihat bekas luka pada Zou Xiaomi, tetapi dia sama sekali tidak peduli. Dia malah memperingatkan anaknya itu, "Patuhlah dengan apa yang diperintahkan istriku. Pergi! Dan temui Tuan Muda Gu, lalu jelaskan kepadanya sejelas-jelasnya. Kalau tidak, aku benar-benar tidak bisa melindungimu." Setelah selesai memberi peringatan, dia menyusul istri dan putri sahnya yang sudah berjalan di depan.
"Hai, apakah kamu ingin memanggil polisi?" Tanya pemuda tampan yang masih bersandar di pintu. Saat ketiga orang yang lain sudah pergi, dia menatap Zou Xiaomi yang terlihat berantakan dan mengajukan pertanyaan.
Zou Xiaomi menggelengkan kepalanya dengan lemah, air matanya kini mengalir deras di pipinya. Bukan hanya rasa sakit di tubuh yang dirasakannya, melainkan juga rasa sakit di dalam hatinya. Dia merasa begitu sial karena harus hidup dan menjadi bagian dari laki-laki tua itu. Sedari kecil, dia tidak pernah mendapatkan hal baik sedikitpun dan selama ini dia juga telah banyak menderita.
"Terima kasih. Maaf telah mengganggumu," ucap Zou Xiaomi yang meminta maaf dengan suara pelan. Semua orang yang tinggal di daerah itu adalah penyewa yang bekerja di luar. Dia tidak tahu pasti seberapa larut pemuda itu bekerja tadi malam, tetapi malah harus bangun sepagi ini karena keributan yang ditimbulkan dari rumahnya.
"Tidak apa-apa, namaku Ye Chaoyang. Aku tinggal tepat di sebelah rumahmu. Kamu bisa memanggilku jika kamu butuh sesuatu," kata Ye Chaoyang sembari menyentuh hidungnya.
Sebenarnya, Ye Chaoyang juga tidak mengerti mengapa dia berkata seperti itu. Biasanya dia tidak pernah peduli dengan masalahnya sendiri, apalagi dengan masalah orang lain. Akan tetapi, saat melihat Zou Xiaomi yang begitu lemah dan menyedihkan, entah kenapa dia tiba-tiba merasa kasihan. Mungkin karena dia mirip dengan wanita itu... Tidak-tidak, aku tidak boleh memikirkan itu, pikirnya.
Zou Xiaomi mengangguk penuh rasa terima kasih. Setelah melihat Ye Chaoyang pergi, dia mengambil ponselnya dan menelepon Gu Zijun. Tadi pagi, pria itu menulis nomor telepon dalam pesan yang ditinggalkannya dan berkata untuk menghubunginya ketika ada apa-apa. Awalnya, dia tidak ingin menghubunginya, tetapi tubuhnya saat ini terasa sakit hingga ke tulang-tulang. Dia tidak tau seberapa parah lukanya karena dia benar-benar disiksa kali ini. Itu semua kesalahan Gu Zijun! Tapi… Apakah aku akan mengganggu pekerjaannya jika menghubunginya? Bisakah dia membawaku ke rumah sakit? Batinnya.