Tempat makan ini sangat sepi, hanya ada Xue Miaomiao yang memesan makanan disana, sehingga tidak memerlukan waktu lama untuk pesanannya disajikan.
Setelah pesanannya datang, Xue Miaomiao menambahkan sedikit cuka kemudian mulai makan dengan bahagia. Saat itu dia melihat anak pemilik tempat makan itu sedang membaca buku, dia tidak sedang membaca novel tapi buku pelajaran SMP.
Xue Miaomiao merasa penasaran dan memutuskan untuk bertanya, "Adik kecil, kenapa kamu hari ini tidak ke sekolah?"
Mendengar perkataan Xue Miaomiao anak itu memegang bukunya dengan erat lalu wajahnya berubah menjadi murung.
Pemilik tempat makan itu tersenyum pahit berjalan keluar lalu bercerita bahwa suaminya suka berkelahi dengan orang lain lalu kakinya terluka. Kemudian karena tidak memiliki biaya mereka tidak bisa membayar uang sekolah anaknya sehingga dia dikeluarkan dari sekolah dan tidak ada sekolah yang mau menerimanya sehingga dia belajar sendiri di rumah.
"Adik kecil, kamu baru saja masuk SMP? Sekarang SMP merupakan program sekolah wajib, jika ada sekolah yang menolak siswa itu berarti sekolah itu melanggar hukum." kata Xue Miaomiao dengan nada tidak percaya ada sekolah yang menolak seorang murid.
"Di jaman sekarang tidak ada hukum yang adil, hukum hanya milik orang-orang kaya dan berkuasa. Kami yang merupakan rakyat kecil tidak bisa berbuat apa-apa." kata pemilik rumah makan itu sambil melihat ke arah anaknya dan meneteskan air mata.
Xue Miaomiao merasa geram, sejak kecil dia tidak suka ada orang yang menindas orang lain. Tapi walaupun tidak menyukainya dia juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Setelah selesai makan Xue Miaomiao bertanya kepada pemilik tempat makan itu apakah dia melihat seekor anjing husky yang berwarna putih. Pemilik tempat makan itu terlihat tidak mengetahuinya lalu anaknya menjawab, "Pergi ke depan sana 700m lalu belok kiri. Di sana ada sebuah tempat pembuangan sampah, biasanya ada banyak anjing liar yang berkumpul di tempat itu."
"Terima kasih adik kecil. Dengan belajar sendiri kamu juga pasti bisa sukses."
Kata Xue Miaomiao lalu berjalan menuju ke tempat sampah yang dimaksud oleh anak pemilik tempat makan itu.
Tempat ini bukan merupakan pusat kota, sehingga tidak aneh jika sepanjang jalan dapat ditemukan gedung-gedung yang sudah tidak digunakan lalu alat-alat berat yang tidak digunakan lagi.
Tempat pembuangan sampah itu cukup gelap dan suram. Walaupun tidak bau karena baru saja turun hujan, tapi jalanan sangat becek dan licin sehingga cukup sulit untuk dilalui.
Saat itu Xue Miaomiao mendengar suara anjing yang menggonggong, lalu dia bergegas ke arah suara itu berasal. Tapi sesampainya di sana dia hanya melihat beberapa anjing berwarna coklat, semua anjing-anjing itu kotor dan tidak berhenti menggonggong.
Xue Miaomiao merasa kecewa. 'Zhong Haotian bahkan tidak bisa menemukannya, bagaimana aku bisa menemukannya? Aku benar-benar naif.' pikir Xue Miaomiao dalam hati.
Saat Xue Miaomiao bersiap untuk pulang, tiba-tiba dia melihat ada seekor anjing yang menarik sebuah tangan dari salah satu tempat sampah di sana. Saat pertama kali melihatnya dia mengira itu adalah tangan manekin. Tapi setelah memperhatikannya dengan seksama dia dapat melihat tangan itu berwarna putih pucat. Xue Miaomiao tidak bisa mempercayai apa yang dilihatnya, jantungnya seolah berhenti berdetak untuk sesaat.
'Itu mayat.' kata Xue Miaomiao dalam hati.
Saat menyadari hal itu Xue Miaomiao dengan segera menelepon Liu Hao.
Saat itu Xue Miaomiao mendengar suara gonggongan anjing tapi kali ini berbeda dengan suara yang sebelumnya, kali ini suaranya mirip dengan suara Huasheng.
"Apa itu Sangren?" tanya Xue Miaomiao yang kaget tapi juga bahagia karena berhasil menemukan Sangren. Xue Miaomiao berjalan mendekati suara anjing itu, semakin lama suara itu semakin keras. Lalu dia melihat sebuah sumur dengan tutup yang setengah terbuka.
Setelah bersusah payah untuk membuka tutup sumur itu dia melihat seekor anjing husky berwarna putih berada di bawah sana.
"Sangren? Kamu Sangren kan? Kakak sedang mencarimu, akhirnya aku menemukanmu. Nanti setelah kembali kamu harus katakan kepada tuan Zhong hal-hal baik tentangku ya, kakak mengandalkanmu."
Xue Miaomiao berlutut di sebelah sumur dan berusaha mengeluarkan Sangren yang sedang melompat-lompat: "Sangren, tunggu sebentar kakak akan mencari cara untuk menyelamatkanmu. Kamu kasihan sekali, bagaimana kamu bisa sampai jatuh ke sini."
Dari belakang ada orang yang mengulurkan tangan.
Lalu terdengar suara Xue Miaomiao yang berteriak dan ia pun terjatuh ke dalam sumur.
...
Liu Hao sebenarnya sedang sibuk menyelidiki kasus bunuh diri di sekolah Xue Miaomiao, jadi dia tidak ingin terlalu menganggap serius omongan Xue Miaomiao di telepon. Tapi Liu Hao juga tidak tenang mengabaikan Xue Miaomiao, ditambah lagi langit akan segera gelap sehingga dia bergegas pergi ke tempat Xue Miaomiao.
Saat tiba di tempat yang dikatakan oleh Xue Miaomiao, Liu Hao tidak menemukan mayat apapun. Dia hanya melihat Zhong Haotian dan anak buahnya.
'Xue Miaomiao kamu benar-benar!' gumam Liu Hao dalam hati dengan kesal.
"Hebat sekali kamu, aku baru saja akan menyuruh Jiang Yu untuk menelponmu dan menyuruhmu datang kemari." kata Zhong Haotian.
"Apa maksudmu?" kata Liu Hao kebingungan.
"Ada pembunuhan, kamu lihat sendiri saja."
Liu Hao melihat ada mayat wanita di dekat tempat sampah membuatnya membuatnya mengerutkan alisnya, "Sepertinya Xue Miaomiao tidak membohongiku."
"Xue Miaomiao?" Zhong Haotian mengerutkan alisnya. 'Jika bukan karena kemarin malam Xue Miaomiao menarik tanganku, Sangren tidak mungkin kabur dan belum ditemukan sekarang.' pikir Zhong Haotian.
Liu Hao tersenyum, kemudian mengeluarkan rokok dan menyalakannya.
"Tuan Zhong, Xue Miaomiao tidak membuat masalah lagi kan? Ini adalah salahku, aku tidak seharusnya mengatakan sesuatu tentang Sangren. Pagi ini dia demam hingga 40 derajat, lalu karena mendengar tentang Sangren dia langsung pergi mencarinya sepanjang hari. Jika bukan karena itu dia tidak mungkin datang kemari dan menemukan mayat ini lalu melaporkan hal ini kepadaku."
Setelah mengatakannya Liu Hao melihat ke arah Zhong Haotian tapi dia tidak dapat membaca ekspresi wajahnya. Begitu mendengar nama Xue Miaomiao dia terlihat marah, tapi detik setelahnya Zhong Haotian sudah terlihat tidak marah lagi.
"Aku tidak melihatnya. Sejak kemarin malam aku sudah sibuk mencari Sangren, tapi hingga hari ini belum menemukannya juga. Lalu aku tiba di sini dan menemukan mayat ini."
"Tidak melihatnya? Benar juga, saat menerima telepon hari belum gelap mungkin sebelum menemukan Sangren dia sudah kembali ke sekolah. Tapi tuan Zhong, walaupun gadis itu menyebalkan tapi dia benar-benar rela melakukan apapun untuk anda. Terakhir kali dia tinggal di kantor polisi 3 hari 2 malam karena laporan anda, tapi dia tidak mengomel ataupun memaki anda sekalipun. Akhir-akhir ini dia juga sering pergi ke kantor anda untuk mengantarkan makanan tapi anda. Aku tidak tahu apa yang dia sukai dari anda hingga dia begitu peduli dengan anda.
Pagi ini aku pergi ke sekolah Xue Miaomiao untuk melakukan penyelidikan, lalu aku melihat dirinya seorang diri berbaring di UKS terlihat sangat menyedihkan. Aku mendengar kemarin dia kehujanan, karena itu dia demam hingga 40 derajat. Dia terlihat sangat lemah, tapi saat aku menyebut nama tuan Zhong mata Xue Miaomiao berbinar-binar. Aku tidak bisa menahan diri untuk menceritakan asal usul Sangren, siapa sangka dia akan benar-benar pergi mencari Sangren seharian. Aku yakin dia belum sembuh total, aku benar-benar tidak tahu kenapa dia bisa begitu menyukai anda dan rela melakukan apapun untuk anda walaupun dia tahu dia tidak memiliki harapan."
Tanpa sadar Liu Hao mengatakan semua itu. Mulutnya menjadi kering dan hatinya terasa tidak nyaman dan kacau, akhirnya dia membuang rokoknya.
Zhong Haotian berdiri di bawah kegelapan, wajahnya tidak dapat terlihat dengan jelas. Korek api yang dinyalakan mati bahkan sudah padam sebelum menyentuh rokoknya.
"Dia itu bodoh."
Kata Zhong Haotian dengan suara pelan lalu berbalik badan dan pergi dari sana.
Liu Hao tertegun mendengar ucapan Zhong Haotian lalu menendang batu yang ada disekitarnya dan kembal mengambil rokok baru sambil berkata dengan suara pelan, "Dia memang bodoh, demam hingga 40 derajat masih pergi mencari anjing. Jika bukan bodoh apa namanya? Orang normal tidak akan melakukan hal seperti itu."