Ning Mojian melihat dedaunan yang berhembus bagaikan seekor ular. Matanya melotot, dia kaget melihat kejadian itu, seketika wajahnya menjadi pucat karena ketakutan. Dengan segera dia segera membalikkan badannya dan berusaha untuk melarikan diri. Namun, belum sempat melangkah jauh, tiba-tiba dia menabrak Bai Ziyuan. Keduanya langsung jatuh ke tanah, lalu merasakan sakit di kepala mereka masing-masing.
Demi menghentikan Ning Mojian untuk melakukan hal yang tidak baik pada Fang Kang, Bai Ziyuan pun rela mengikutinya. Dia segera mengambil jimatnya dan bersiap untuk menempelkannya ke punggung Ning Mojian. Tanpa disangka, tiba-tiba Ning Mojian berbalik arah, karena takut Bai Ziyuan seketika menutup mata dan langsung menempelkan jimatnya ke Ning Mojian. Sayangnya jimat itu malah menempel di kening Ning Mojian, bukan di punggungnya.
"Jangan salahkan aku ya... kamu kan sudah mati, sudah pasti kamu yang lebih dulu bahagia!" Kata Bai Ziyuan sambil menyilangkan tangannya, dan mulutnya terlihat tiada hentinya mengucapkan mantra-mantra sambil tetap menutup mata.
"Wah… ternyata ada satu lagi yang tidak takut mati!" terdengar suara yang tajam dari seorang wanita. Suaranya seperti sebilah belati yang menusuk dada, dingin, dan merasuk ke tulang. "Bagus sekali, akan aku hisap napas kalian berdua!" kata wanita itu lagi.
Mendengar kata-kata itu, Bai Ziyuan merasa ada yang salah. Dia segera membuka matanya, lalu melihat Ning Mojian yang sedang melepaskan jimat dari keningnya. Bai Ziyuan bingung dan dalam hati dia berkata, Hah! Ternyata dia tidak takut dengan jimat itu? Apakah kekuatannya begitu besar? Atau mungkin sebenarnya dia bukan hantu?.
Bai Ziyuan lalu mendongakkan kepalanya, di sana dia melihat seorang wanita memakai pakaian pernikahan yang compang-camping dan berdiri di depan mereka berdua. Seketika itu, dia jatuh ke samping Fang Kang yang sedang pingsan.
Angin tiada hentinya berputar di sekeliling ranting pohon, meniup rambut panjang wanita itu yang saat ini sedang menutupi wajahnya. Setengah wajahnya yang saat ini sedang tertutup itu, sebenarnya sudah busuk. Bola matanya keluar, dan juga terlihat jelas banyak belatung di sekitar matanya itu. Tidak sebanding dengan setengah wajahnya yang tidak tertutup oleh rambut, dia terlihat sangat cantik dan menawan.
Bibir Bai Ziyuan gemetaran, dengan erat dia memegang pergelangan tangan Ning Mojian, menahan rasa takut di hatinya dengan sekuat tenaga. Tiba-tiba dia teringat, bahwa wanita yang saat ini ada di sebelahnya adalah hantu yang keluar dari kuburan. Tanpa terkendali dia langsung berteriak dengan kencang. "Huwaaaa! Hantuuuuu!".
Suara teriakan yang melengking itu, menggema di antara pepohonan. Mengejutkan sekelompok burung gagak yang berada di atas pohon "Waaaa waaaa waaaa…" terdengar suara mereka, seakan menunjukkan kalau mereka sangat kaget dengan teriakan itu.
Melihat wanita itu, membuat Ning Mojian merangkak pergi menjauh dan ingin berlari meninggalkan tempat tersebut. Namun, tiba-tiba ada seseorang yang memegang kedua kakinya, sehingga dia hanya bisa tetap berada di tempat itu.
"Begitu masuk ke tempatku, jangan berharap bisa kabur dengan mudahnya!" Hantu wanita itu melayang perlahan, menyipitkan matanya sambil mengangkat sedikit mulutnya ke atas, lalu berkata kepada Ning Mojian. "Hei gadis muda yang cantik, aku suka sekali dengan kulitmu. Serahkan tubuhmu padaku, agar perlahan-lahan aku bisa mengambil kulitmu!"
Ning Mojian yang mendengar ucapan itu langsung bergidik ngeri, dia hanya mampu berdiri di tempat yang sama. Orang yang melihatnya, pasti akan mengira kalau dia sedang ketakutan, sehingga membuatnya tidak bergerak sama sekali. Sebenarnya, dia tidak takut sama sekali, tetapi Ning Mojian sedang bersemangat untuk menghadapi hantu wanita itu.
Perasaan aneh yang belum pernah dia rasakan sebelumnya tiba-tiba muncul, Ning Mojian menatap langsung ke tatapan hantu wanita itu. Tidak ada rasa takut sedikitpun ketika melihat wajahnya yang rusak. Tapi, dia lebih takut dengan dirinya sendiri, dia merasakan bahwa dirinya agak berubah.
Bai Ziyuan melihat hantu wanita itu pelan-pelan mendekat, membuatnya semakin berlari kencang menjauhinya. Lama sudah dia berlari, namun sayangnya dia baru sadar kalau tidak sedikit pun beranjak dari hutan ini. Akhirnya, dengan lelah dia membaringkan diri di tanah, wajahnya terlihat sedikit kusam. Sambil mengambil napas dalam-dalam, Bai Ziyuan berkata dalam hati. Sepertinya malam ini, aku tidak mungkin bisa melarikan diri dari tempat ini!
Lalu, Ning Mojian memberikan jimat yang ada di tangannya kepada Bai Ziyuan, kemudian dia berkata, "Ambil ini, sepertinya dia takut dengan jimat ini!"
Sesaat Bai Ziyuan terlihat tertegun, tangannya dengan segera memegang jimat itu dengan erat. Saat itulah, akhirnya dia berani menatap Ning Mojian. Walaupun seluruh tubuh Ning Mojian penuh dengan lumpur, tapi jika dilihat secara seksama, wanita di depannya ini terlihat sangat cantik dan mulus, setiap ucapannya dan tingkah lakunya juga terlihat sangat feminim.
"Bagaimana denganmu?" tanya Bai Ziyuan kemudian melanjutkan ucapannya, "Wanita itu berniat mengambil kulitmu!"
"Aku tidak akan bisa mati!" kata Ning Mojian. Kemudian dia membatin, Dikubur hidup-hidup saja aku tidak mati. Berarti, aku memang ditakdirkan untuk membalaskan dendam. Yan Wang Dian (istana raja neraka) mungkin tidak mau menerimaku di tempatnya!
Saat itu juga, Ning Mojian teringat dengan ayahnya yang kejam dan juga ibu tirinya. Dia tidak tahan untuk membunuh mereka, tidak peduli apapun yang menghalanginya, entah itu dewa atau budha sekalipun, dia pasti akan membunuh mereka...