Di seberang kain yang menutupi wajahku, aku tidak berani bergerak sama sekali apalagi membuat suara. Baru setelah melihat Bei Mingyan mengirim pengiring pengantin pergi, aku perlahan-lahan merasa lega.
Namun setelah gangguan kecil seperti itu, tampaknya aku dan Bei Mingyan sudah tidak tertarik lagi untuk terus membangkitkan percikan yang ambigu.
Akhirnya dengan hati-hati ia menutupi tubuhku dengan selimut. Kali ini ia juga berbaring di sampingku.
Lilin merah yang terbakar itu seolah tidak akan pernah padam, justru menambahkan beberapa warna di ruang pengantin ini.
Untuk sesaat aku dan Bei Mingyan hanya berbaring diam dan tak berkata-kata.
Setelah cukup lama, akhirnya aku memecah kesunyian, menoleh untuk melihat wajahnya yang tampan, dan bertanya, "Bagaimana kamu akan berurusan dengan Yunxiu ketika kamu bangun besok?"