"Ratu Neraka…" gumamku sembari menatapnya.
Saat itu aku terbangun oleh suara cemas dan api di depanku menghilang seketika.
"Xiaoqi!" Saat mengangkat sedikit mataku, aku mendapati Bei Mingyan yang memanggilku dengan penuh kekhawatiran.
Melihatku yang sudah tersadar, ia langsung memelukku dan bertanya dengan serius, "Ada apa denganmu? Kamu pingsan saat prosesi upacara berlangsung."
Aku melihat sekeliling dan mendapati diriku sudah berbaring di ranjang kamar.
Ternyata setelah aku tak sadarkan diri, Bei Mingyan langsung membawaku kembali ke kamar.
Aku mengusap pelipisku yang terasa nyeri dan dengan hati-hati mendorongnya menjauh, "Aku baik-baik saja, mungkin aku tidak tidur nyenyak semalam."
Bei Mingyan menatapku tajam dan terlihat ada kemarahan di matanya, "Kamu terlihat sangat buruk. Apakah kamu mimpi buruk?"
Tepat saat itu, wajah cantik dalam mimpi muncul di depanku, tumpang tindih dengan wajah tampan Bei Mingyan saat ini.