Raja menatapku dengan tak percaya, "Apa maksudmu? Apa yang kamu maksud dengan putri palsu?"
"Sebenarnya dia sama sekali bukan Putri Bingning."
Setelah mengatakannya, aku dan Bei Mingyan saling memandang dan kami mengangguk bersama.
Embusan angin dingin bertiup. Terjadi keheningan selama dua detik, begitu hening sehingga jika sebuah jarum jatuh ke tanah dapat terdengar dengan jelas.
Saat aku melihat wajah sekelompok duyung itu, mereka tampak kebingungan.
Mereka saling memandang dan menggelengkan kepala tak percaya.
Tiba-tiba, tentakel putih panjang dan kurus muncul dari tanah. Tentakel itu tumbuh dengan cepat dan langsung merambat ke leher Raja Duyung.
"Tidak! Lindungi Raja!" Bei Mingyan yang pertama kali merespon dan berteriak.
Secara naluri, ia langsung menarikku ke belakang dan mendekapku.