Tiba-tiba, tubuhku gemetar. Bei Mingyan yang melihatku langsung menahan pundakku sembari berbisik di telingaku, "Jangan khawatir, ada aku disini."
Tetapi aku masih merasa gelisah dan memiliki firasat yang sangat buruk.
Fang Xiaolei juga tampak tegang dan terlihat dadanya yang naik turun dengan tajam. Aku dapat melihat ia sangat gugup saat ini. Ia berdiri di pintu masuk goa untuk waktu yang lama dan menolak untuk masuk.
"Jangan bermain-main denganku, masuklah dengan cepat," desak Bei Mingyan dengan suara dingin.
Sesaat aku dapat melihat tubuh Fang Xiaolei bergetar namun kemudian ia kembali sadar. Tanpa menunggu lebih lama lagi, perlahan-lahan ia melangkah masuk ke dalam goa.
Dalam sekejap, amarah menggelegar keluar dari dalam goa, "Di mana dia? Mengapa belum diantarkan kemari?"
Itu adalah auman penuh kemarahan yang kejam dan haus akan darah. Dari kejauhan aku bisa tahu bahwa itu adalah raungan raja kelabang.