Feng Chenyu tidak tahan melihat lebih lagi. Jadi berdehem dan berkata, "Bisakah setelah pulang kalian baru bermesraan lagi? Ada sesuatu yang harus dihadapi sekarang."
Dengan segera aku mendorong Bei Mingyan, berdiri di belakang Feng Chenyu, menurunkan mataku, dan tidak memandangnya lagi.
Tetapi ia justru terus tersenyum membujukku dengan senyum tampannya.
Feng Chenyu melihat kembali ke arahku dan menggelengkan kepalanya tanpa daya, "Kalian memamerkan kemesraan di depan pria lajang sepertiku."
"Siapa yang pamer kemesraan?" aku berkata dengan tergagap.
Tanpa diduga, siluman rubah yang jatuh ke tanah tiba-tiba tersenyum dan matanya yang indah bergerak. Ia terus merayu Bei Mingyan.
"Pria tampan, kamu belum menjawab pertanyaanku. Apakah kamu tertarik denganku?"
Siluman rubah ini benar-benar pantang menyerah!