Lan Qingling meraih tangannya, kakinya yang panjang menekan kaki Yu Dai dengan hati-hati. Ia menahannya dan tidak membiarkannya bergerak.
Ia tidak bisa melakukan apapun yang tiba-tiba. Ia hanya menatap Yu Dai dengan ekspresi wajah yang kosong, tetapi nada bicaranya terdengar merasa bersalah.
"Aku sudah mengatakan kalau aku ingin bersamamu, tetapi kamu tidak menyetujuinya. Aku tidak peduli denganmu, aku hanya ingin tinggal bersamamu. Mengapa kamu tidak menyetujuinya? Kamu juga mengatakan bahwa selama aku membiarkanmu pergi, kamu bersedia untuk menyetujui apapun permintaanku, tetapi kamu malah membohongiku."
Yu Dai tidak menduga bahwa lelaki itu akan menjadi seperti ini. Wajah terlihat tampan namun dingin, tetapi ia mengeluh seperti bocah.
Hal itu terlalu berlawanan.
Jadi Yu Dai pun lupa untuk membantah perkataannya——sejak kapan ia mengatakan "Setuju dengan apapun permintaannya?"
"Aku tidak berbohong padamu." Yu Dai tidak berani untuk berbohong padanya!
Hawa dingin yang berasal dari tatapan lelaki itu tidak bisa ia abaikan. Tatapan itu bukanlah tatapan dari seseorang yang lembut.
Mungkin jika ada yang membuatnya marah, maka sisi buruknya akan terlihat. Yu Dai tidak berani bertaruh, karena jika ia bertaruh dengan hantu, maka ia mungkin akan kehilangan nyawanya.
"Jadi, kita akan bersama-sama atau kita akan hidup bersama-sama, bisakah kamu pilih salah satunya?" Kerutan di dahi Lan Qingling pun menghilang, ia terlihat lebih tenang untuk diajak berbicara.
"Mengapa kamu memilihku?" Tanya Yu Dai.
"Karena kamu adalah milikku." Jawab Lan Qingling sambil tersenyum.
Ketika ia berbicara, ia menurunkan kepalanya dan bersandar pada Yu Dai. Mulutnya yang dingin meraba mulut Yu Dai, ekspresi wajahnya nampak dingin dan gerakannya terlihat sangat lembut.
Wajah Yu Dai terasa panas, lalu ia memalingkan langsung wajahnya.
"Ini hanya untuk semalam saja. Kalau bukan kamu, aku tadi malam juga bisa mencari orang lain."
Tatapan Lan Qingling terlihat dingin. Sebelum ia selesai berkata, ia membuka mulutnya dan menggigit bibirnya yang lembut sampai hampir berdarah. Yu Dai pun merasa kesakitan, lalu ketika ia menatap pria tersebut dengan marah.
"Kamu jangan keterlaluan!"
Yu Dai bukanlah seseorang yang memiliki temperamen yang bagus. Ia tahu bahwa ia tidak bisa melawan ketika berhadapan dengan orang semacam ini.
Tetapi tidak peduli. Ia bisa atau tidak bisa bertahan, ia tetap akan terus diganggu oleh pria tersebut, jadi kenapa harus repot?
Lan Qingling nampaknya lebih marah daripada dirinya. "Justru kamu yang seharusnya jangan keterlaluan!"
Yu dai merasa sangat bingung dan terkejut dengan amarah pria tersebut.
"Bukankah kamu yang memulainya terlebih dahulu?" Lan Qingling mengira bahwa Yu Dai merasa takut padanya, lalu ia membuat nada bicaranya menjadi lebih pelan.
"Apakah itu begitu penting?" Yu Dai memalingkan pandangannya, ia tidak ingin melihat tatapan pria tersebut, ia tidak bisa memahami emosinya. "Tapi itu hanya tidur untuk semalam."
"Aku adalah pria pertama yang kamu jumpai." Lan Qingling sepertinya tidak ingin mengetahui jawabannya, ia hanya mempedulikan dirinya. "Kalau begitu, kamu hanya boleh memilikiku sebagai pria dalam kehidupanmu."
Kemudian ia mencium bibir merah Yu Dai dengan lembut, seolah berusaha untuk menenangkannya.
"Kita harus bersama."
Kemudian Yu Dai pun mencibir, "Harus? Mengapa kamu berkata seperti itu? Jangan membicarakan tentang berapa lama kita sudah mengenal satu sama lain, dan seberapa dalam perasaan kita terhadap satu sama lain. Dan lagi, mana mungkin kita bisa bersama? Jika aku ingin kamu pergi berbelanja bersamaku, apakah kamu berani keluar? Jangan lupa, kamu adalah hantu!"
Ia tidak ingin menjadi seseorang yang keras dan kejam, tetapi perkataan Lan Qingling tiba-tiba menyulut rasa sakitnya, dan ia tidak mampu menggendalikan dirinya untuk sementara waktu.
Sekalipun ia tidak begitu mencintai Zhao Kexing, tetapi ia cukup serius dengannya. Mereka menghabiskan waktu selama lima tahun, itu tidak termasuk dua tahun ketika lelaki itu pergi ke luar negeri. Dalam waktu tiga tahun bersama, lelaki itu berkelakuan begitu buruk padanya. Setelah mereka berbicara selama beberapa ratus dan ribuan kali, mereka tidak bisa hidup bersama.
Lalu hasilnya? Ketika Zhao Kexing berada di luar negeri, ia berhubungan dengan teman baiknya. Lelaki itu berselingkuh, tapi Yu Dai sama sekali tidak tahu karena terlalu tergila-gila padanya.
Dalam dua terakhir ini, ia seperti orang bodoh!
Jadi, orang-orang yang ia ajak berhubungan dengan serius pada akhirnya tidak mampu bersamanya, lalu mengapa Lan Qingling tiba-tiba ingin bersamanya?
Tetapi ia mengenal orang itu kurang dari dua puluh empat jam dan orang itu adalah.... hantu!
Yu Dai tidak menyesali tentang hal yang terjadi tadi malam. Sekalipun ia telah melalui malam yang buruk bersama dengan hantu, setidaknya ia merasa bahwa ia telah menemukan seseorang. Jadi ia tidak menyalahkannya.
Tapi itu berarti ia masih berhutang padanya!
Tatapan Lan Qingling pun bergetar setelah mendengarkan kata-kata tersebut. Keningnya tampak berkerut, lalu wajahnya terlihat berubah menjadi suram.
Akan tetapi, Yu Dai justru semakin bersemangat untuk melepaskan tangannya. Setelah ia berusaha untuk melepaskan tangannya, kali ini tangannya bisa terlepas dengan mudah.
Kemudian tangannya meraih lengan kiri Lan Qingling. Ketika ia melakukannya, pria tersebut seperti bersiap untuk menghindar, tetapi pada akhirnya ia tidak bergerak.
Wajah Lan Qingling terlihat agak lebih pucat, bulu matanya pun bergetar saat pria tersebut menatapnya.
Yu Dai menggertakkan giginya, lalu segera memegang kerah baju kemeja Lan Qingling. Kemejanya yang rapi langsung menjadi acak-acakan karena ulah Yu Dai.
Lan Qingling tidak bergerak, ia hanya menatapnya dengan tenang. Sementara Yu Dai terus menarik bajunya sampai lengan Lan Qingling terlihat.
Tangannya pun tersentak, Yu Dai menatap lengan Lan Qingling dengan heran.
Di lengan Lan Qingling yang pucat dan ramping, ada bekas luka bakar di bagian telapak tangannya. Bekas luka itu terlihat sangat parah, daging dan darahnya pun hampir terlihat. Meskipun tidak berdarah, tetapi tampak mengerikan.
Luka itu pasti terasa sangat sakit.
Yu Dai membuka mulutnya, tetapi sebelum ia bersuara, ia mendengar suara Lan Qingling berkata, "Ucapanmu ada benarnya. Di hari yang begitu cerah seperti ini, aku tidak berani pergi berbelanja denganmu."
"Aku adalah hantu yang takut dengan sinar matahari." Setelah ia berkata, ia melepaskan Yu Dai lalu ia meraih sofa dan duduk di samping.
Ia membungkukkan sedikit punggungnya. Kepalanya menggantung di sofa, wajahnya tertutup oleh rambutnya yang halus. Nada berbicaranya selalu terdengar dingin dan tenang, tetapi tidak membuat siapapun merasa sedih.
"Maaf." Yu Dai yang setengah terbaring di sofa masih belum beranjak bangun. Ia mengambil bantal lembut dan menutupi wajahnya. Ia membenci dirinya yang merasa tidak tenang. "Aku telah membuatmu marah."
"Tidak apa-apa." Balas Lan Qingling.
Lelaki itu menatapnya sambil mencondongkan tubuhnya ke depan, kemudian meraih bantal tersebut.
Ia terlihat sedikit gembira, tetapi tidak terlihat begitu jelas dengan nada bicaranya yang tenang.
Yu Dai memegang bantalnya tanpa mau melepaskannya. Kemudian Lan Qingling berkata, "Lihat aku."
Tangan Yu Dai merenggang, bantalnya pun diambil oleh pria tersebut. Dan hal pertama yang ia lihat adalah Lan Qingling yang wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun.
"Kenapa?"
"Kamu bilang kalau kamu akan memenuhi semua keinginanku." Mata gelap Lan Qingling menatapnya dengan serius. Lalu ia kembali berkata, "Keinginanku yang pertama adalah, aku ingin kita bisa bersama, atau tinggal bersama. Mana yang kamu pilih?"
Yu Dai terdiam saat mereka kembali membicarakan topik tersebut.
"Kamu memiliki berapa keinginan yang harus dikabulkan?"
"Tiga." Jawab Lan Qingling kemudian menambahkan, "Aku memiliki tiga keinginan. Selama tiga keinginanku terwujud, aku tidak akan macam-macam."
Yu Dai tampak berpikir sejenak. Setelah terdiam, ia akhirnya mengangguk dan berkata, "Aku setuju denganmu. Kita akan tinggal bersama."
Sebenarnya, ia tidak perlu untuk memikirkannya sama sekali. Karena lelaki itu tidak akan menerima penolakannya.
Tatapan Lan Qingling terlihat cerah, lalu ia mencium bibirnya dengan lembut dan berkata, "Kalau begitu, keinginanku yang pertama akan diwujudkan mulai sekarang."