"Raja, utusan dari kerajaan Lan Hai ingin bertemu."
Saat busurnya mau segera dilepaskan di dalam tubuh wanitanya. Tiba-tiba suara pelayan tua terdengar dari luar tirai panjang. Du Heng pun menggertakkan gigi karena sudah hampir saja...
"Suruh dia menungguku di aula Qihua!" Mata Du Heng sudah kosong. Dia pun memeluk tubuh Mo Ying semakin erat lagi setelah melontarkan ucapannya dengan marah kepada pelayan yang ada di luar tirai panjang. Lalu, dia mulai bergerak dengan teratur.
"Raja jangan seperti ini. Cepat pergilah sana. Tidak enak kalau harus mengabaikan utusan dari kerajaan Lan Hai," kata Mo Ying sembari mendorong pundak Du Heng. Dia agak tidak bisa berkata apa-apa ketika melihat pria itu benar-benar sudah buru-buru ingin masuk.
"Tidak usah pedulikan dia, cepat kok!" jawab Du Heng. Lalu, dia terus bergerak hingga suara kursi berderit dengan sangat keras. Kepalanya juga sudah ditenggelamkan ke dalam roti daging montok milik Mo Ying.