Di bangunan Ying, di ibukota kekaisaran istana kerajaan Bei Yun,
Saat Du Heng kembali dari memburu iblis dan setan jiwa, dia langsung menuju ke bangunan Ying. Hingga sore hari, dia masih tidak meninggalkan tempat itu. Pada saat ini, dia duduk di kursi kayu dan sedang memeluk pujaan hatinya, Ratu Mo Ying. Entah sudah berapa lama kepalanya terkubur di dalam dua roti daging montok di dada Ratu.
Mo Ying mengangkangkan kakinya di depan Du Heng yang sedang memeluknya. Dua kaki ramping seputih giok itu menggantung di dua sisi kursi, dengan roknya yang agak sedikit terbuka.
Bajunya sudah diacak-acak tak karuan oleh Du Heng, dan lengannya sudah terkulai lemas. Bahkan bahu dan punggung seputih saljunya juga sudah benar-benar terbuka dan terekspos di udara. Bra merah yang menutupi payudara dan perutnya juga sudah hampir jatuh.