Hanya saja, kali ini bukan tidak ada gejolak, ataupun tidak terasa dingin. Tapi hanya tersisa kemarahan, kemarahan yang begitu dalam dan besar, kemarahan yang seolah akan menyalakan api besar. Lalu, setiap katanya mengungkapkan ketidaksenangan dan kemarahan dari pria itu.
Liuli Guoguo tidak tahan lagi, dan air mata mengalir dari mata anggurnya yang besar. Dia tahu kalau dirinya yang seperti ini memang sangat kekanak-kanakan. Tapi, orang yang berteriak padanya bukanlah orang lain, melainkan kakak Po-nya sendiri.
Kakak Po sudah meneriakinya, apalagi meneriaki dengan suara yang sangat keras sekali. Jadi, seketika muncul ketakutan dan perasaan tersudut di dalam hatinya. Membuat air mata yang sebesar kacang polong pun tak berhenti mengalir, dan keluar dari mata anggur Liuli Guoguo yang besar.