Buah dada montok seputih salju yang tiba-tiba muncul dan bergoyang itu membuat mata Du Heng yang seindah bunga persik, langsung bersinar dengan jernih. Kemudian dia segera melemparkan dirinya ke atas tubuh pengawal ketujuh, dan bersiap menyerangnya dengan penuh api semangat yang berkobar.
Du Heng bahkan juga langsung menggigit puting susu bagai ceri kecil merah di tengah buah dada montok seputih salju itu.
"Jangan," teriak pengawal ketujuh sambil menggunakan seluruh kekuatannya untuk melawan Du Heng agar bisa membebaskan dirinya. Namun, pada akhirnya dia tidak bisa menolong dirinya sendiri dari pria yang ada di atas tubuhnya itu. Sebaliknya, tubuhnya malah menjadi lelah dan mulai melemah.
"Du Heng, jika kamu berani menyentuhku. Aku tidak akan pernah memaafkanmu seumur hidupku!" ucap pengawal ketujuh.