Manisnya cahaya dan juga keindahan palsu telah berlalu. Kesengsaraan dan kegelapan terus berlanjut. Di danau Jing, di malam yang sunyi hanya terdengar derit pintu yang terbuka. Seorang nenek dengan wajah keriputnya, serta punggungnya yang bengkok kemudian masuk ke ruang penyimpanan kayu.
Pao Baobao yang masih dalam keadaan setengah sadar, mendengar suara yang sangat tidak asing sedang memanggilnya. Dia berusaha membuka matanya, kemudian dia langsung melihat Nenek Ye.
Pao Baobao sama sekali tidak memiliki kerabat yang tersisa. Begitu juga nenek Ye. Di rumah besar ini, hanya nenek Ye yang menyayanginya, dan menganggapnya sebagai cucu perempuan. Tapi, nenek Ye hanyalah seorang pelayan dapur di kediaman ini.
Nenek Ye tidak memiliki kekuasaan maupun kekuatan untuk membantu Pao Baobao. Tapi, sapaan samar darinya ini telah memberikan kehangatan untuk lingkungan Pao Baobao yang begitu dingin dan menyakitkan ini.