Jing Yu yang mendengar suara tembakan segera membuka pintu dan berlari ke dalam ruangan. Ia sangat terkejut melihat Qin Muchen dan Gu Shinian dalam keadaan tumpang tindih. Pupil matanya melebar.
Qin Muchen berkata dengan nada mengancam, "Pergi kau!"
"... Eh!"
Jing Yu tersadar dan segera kembali menutup pintu ruangan itu. Sambil berdiri di balik pintu, Jing Yu menyeka wajahnya yang penuh keringat, "Apakah mereka bertengkar dan saling hajar sampai ke atas ranjang?"
...
Sementara itu di dalam ruangan, sejak mendengar kalimat terakhir yang keluar dari bibir Gu Shinian, Qin Muchen hanya terdiam. Dia hanya menatap Gu Shinian. Matanya sangat tenang, tapi bercampur dengan jejak kebencian mendalam yang tidak bisa dipahami oleh orang lain. Gu Shinian sudah tidak sanggup menahannya lagi, Qin Muchen seketika menggerakkan bibirnya, dan senyuman yang begitu dingin terukir di wajahnya, "Apakah itu bisa diterima?"
"Ya, tiga tahun yang lalu. Kisah kita belum selesai. Tiga tahun kemudian, akulah yang akan menentukan peraturannya."
Ketika kalimat ini keluar dari mulutnya, Qin Muchen menundukan kepalanya dan segara menggigit bibir Gu Shinian. Bau anyir darah menyebar dengan cepat dari bibir dan gigi kedua orang itu. Jari-jari tangan Gu Shinian mencengkram sofa dengan sangat kuat, menahan kebrutalan Qin Muchen tanpa bisa berkata sepatah kata pun.
...
Entah sudah berapa lama, Gu Shinian terbangun dan menyadari bahwa pakaiannya sudah berganti menjadi piyama. Dia melihat ke sekeliling ruangan, lalu duduk dan terdiam.
Qin Muchen tidur di sampingnya. Dia tertidur dengan sangat tenang. Bulu matanya yang lentik menutupi matanya. Pria ini sangat dingin, namun terlihat seperti anak kecil ketika tidur. Sepertinya dia kelelahan. Ada jejak kelelahan yang samar-samar tergambar di antara alis dan mata pria ini.
"Qin Muchen."
Gu Shinian memikirkan namanya. Sepuluh tahun lamanya, nama itu terus terukir di hatinya. Gu Shinian mengangkat tangannya dan menelusuri lekuk tubuh Qin Muchen. Semakin dia menelusurinya, hatinya terasa semakin sakit. Dia tak bisa menahan keinginannya untuk sedikit mendekat pada pria ini.
Dia menggeser tubuhnya ke samping Qin Muchen dengan hati-hati, seolah sedang bersandar di lengannya. Dia merasa lega karena berhasil tidak membangunkan Qin Muchen. Gu Shinian menatap wajah Qin Muchen dari jarak yang begitu dekat. Dia tersenyum lebar dan berkata pada dirinya sendiri, "Qin Muchen, kau mungkin selamanya tidak akan pernah tahu, betapa aku mencintaimu"
Gu Shinan terobsesi pada Qin Muchen. Rasa cintanya ini terus tertanam dan tidak akan berubah, kecuali jika dia sudah mati.
...
Gu Shinian tidak bisa pergi begitu saja. Dia harus mencari tempat tinggal sekaligus mencari pekerjaan untuk menghasilkan uang.
Beberapa tahun terakhir ini, dia cukup menderita. Semasa mudanya, Gu Shinian merupakan seorang dokter yang terkenal dengan kelihaiannya dalam menggunakan pisau bedah. Sayangnya, karena suatu musibah, dia tidak bisa lagi masuk ke ruang operasi. Dia juga harus menjaga diri dari orang-orang yang ingin membunuhnya.
Karena itu, dia tidak memiliki pilihan lain selain bekerja menjadi pemeran pengganti. Untungnya, Gu Shinian memiliki paras yang cantik dan dia juga memiliki kemampuan bela diri. Beberapa aktris seringkali enggan memerankan adegan Diao Weiya
Kebetulan ada pertunjukan kostum yang akan digarap oleh Huan Yu Entertainment baru-baru ini. Pemeran utamanya adalah seorang wanita dan harus memiliki seni bela diri. Gu Shinian pergi mendaftar, dan ternyata dia terpilih.
Oleh karena itu, hari ini Gu Shinian pergi untuk menandatangani kontrak kerjasama dengan mereka. Di tengah jalan, dia bertemu dengan orang yang paling tidak ingin dia temui: Lin Wange dan sekelompok wanita yang mengejeknya di bar waktu itu.
Dunia benar-benar sangat sempit. Ke sana-kemari masih bisa bertemu dengan mereka. Gu Shinian melewati mereka tanpa peduli, tetapi mereka tampaknya tidak bisa tinggal diam.