Sebuah nama yang cukup untuk membuat semua orang di sana merasa kacau.
Qin Muchen mendengar nama itu diucapkan saat ia akan menarik pelatuknya. Seketika tangannya berhenti kemudian dia melihat orang yang menghampirinya dan tertegun berdiri di depannya, semua gerakan orang itu terlihat seolah melambat seperti di dalam sebuah film.
Qin Muchen, 'Itu benar-benar dia atau aku sedang bermimpi?'
Qin Muchen mengedipkan matanya berkali-kali dan terus melihat ke wajah perempuan itu yang perlahan muncul sebuah emosi di wajahnya yang datar.
Qin Muchen, 'Ini benar dia? Ini benar-benar dia?'
Walaupun seluruh pakaiannya kotor, rambutnya berantakan karena tertiup angin, sepatunya hilang sebelah hingga menyebabkan kakinya memiliki banyak luka. Dia bahkan menggendong seorang anak kecil yang keadaannya tidak jauh lebih baik darinya, tapi...
Qin Muchen, 'Itu adalah dia, itu… benar-benar dia.'
Qin Muchen tertegun melihat perempuan yang baru saja muncul itu.