"Tidak! Aku benar-benar mencintaimu!" tegas Xu Qing Qing sambil berdiri dan tersedu-sedu.
Xu Qing Qing melanjutkan kata-katanya, "Berbicara mengenai warisan, maka orang yang punya rencana jahat adalah Tong Yue. Tong Yue-lah yang berpura-pura menuliskan surat dan menemanimu. Tong Yue hanya mencintai warisanmu, bukan mencintaimu!"
"Hehe~~" Shen Liunian tertawa kecil dan menggeleng,
"Ketika aku masih SMA, aku mengalami depresi. Keadaan ini membuat semua orang menjauhiku. Hanya Tong Yue saja yang mau mendekatiku. Kalau kamu mengatakan bahwa Tong Yue hanya menginginkan warisanku, memangnya apa yang telah aku berikan pada Tong Yue selama ini?" Shen Liunian menegaskan.
Tak lama setalah itu, ia menggertak: "Xu Qing Qing, jadilah manusia yang baik!!"
Shen Liunian pergi begitu saja.
Xu Qing Qing masih duduk di bawah. Salah satu tangannya menggenggam dengan erat.
"Tong Yue… Kamu sudah mengambil kekasihku. Aku tidak akan memberikan kesempatan untukmu! Shen Liunian adalah milikku seorang!"
——————————-
Malam kedua, di Restoran.
Di sebuah meja yang dekat dengan jendela.
Tong Yue melihat Li Liunian dan tersenyum lalu mengatakan, "Tuan Li, aku tidak menyangka Anda akan mentraktirku makan malam."
Li Liunian merasa malu.
"Aku sebenarnya ingin mentraktir Anda makan, tapi aku selalu mendapatkan penolakan."
Tong Yue tersenyum sekaligus mengingat kehidupan sebelumnya. Dia merasa bahwa dirinya sangat bodoh saat itu. Tong Yue sangat setia pada Shen Liunian waktu itu. Kesetiaan inilah yang membuat Tong Yue enggan untuk pergi makan dengan pria lain.
Sebenarnya banyak pria di kampus yang mengejar Tong Yue, termasuk kakak laki-laki dari salah satu muridnya.
Tong Yue, dengan mengorek masa lalu kehidupannya, juga ingat bahwa dirinya pernah menolak ajakan makan malam dari Li Liunian.
"Maaf!" kata Tong Yue merasa bersalah. Lanjutnya, "Aku akan mengajak Anda makan malam lain kali."
"Hehe~~" Li Liunian tersenyum. Wajahnya berseri.
Tong Yue sendiri juga turut bahagia.
"Guru Tong, aku merasa bahwa Anda sudah melepaskan hubungan dengan Shen Liunian," Li Liunian mengambil gelasnya dan bersulan mengiringi ucapannya itu.
"Selamat menempuh kehidupan baru," lanjut Li Liuinan.
Tong Yue tersenyum dan bersulang.
"Selamat untuk kedua matamu yang kelak akan sembuh."
"Tong Yue?" terdengar suara seorang pria terdengar dari belakang.
Suara itu rasanya sudah akrab di telinganya. Itu adalah suara Shen Liunian.
Tong Yue menengok ke belakang dan tersenyum.
"Liu.."
Tong Yue baru sadar bahwa Tuan Li juga bernama Liunian.
"Tuan Shen, kebetulan sekali kita bisa bertemu di sini. Apakah kamu ingin makan di sini?"
"Tuan Shen?" Shen Liunian menatap Tong Yue dengan sedikit heran.
"Sejak kapan kamu memanggilku Tuan Shen, Nona Tong?"
Tong Yue tersenyum dan melihat Li Liunian yang ada di depannya.
"Karena dia dan kamu memiliki nama yang sama, maka lebih baik aku memanggilmu dengan sebutan Tuan Shen. Panggilan seperti ini agar tidak membingungkan."
Shen Liunian sejak awal sudah tahu bahwa ada Li Liunian di sana dan dia juga tahu bahwa pria ini buta.
"Guru Tong, apakah Anda tidak mau memperkenalkan dia kepadaku? Tuan ini adalah.." Li Liunian berbicara dengan sopan. Dia memang tidak bisa melihat, tapi pendengarannya cukup bagus.
Tong Yue menatap Li Liunian.
"Pria ini adalah Shen Liunian. Dia adalah teman baikku."
"Teman?!" Shen Liunian semakin heran sambil menatap wajah Tong Yue.
Tong Yue ternyata menyebut dirinya sebagai teman. Tampaknya, Tong Yue ingin memutuskan hubungan dirinya dengan Shen Liulian di hadapan Li Liunian.
Shen Liunian merasa sedikit kesal, dan terlontarlah pertanyaan darinya untuk Tong Yue: "Tong Yue, bukankah aku adalah mantan tunanganmu? Sehari lagi, kita akan menikah."