"Itu memang aku," kata Rega memberikan pengakuan mengejutkan dalam konferensi pers yang diadakan secara mendadak oleh sang istri.
"Foto itu memang benar dan bukan rekayasa. Itu memang aku yang terburu-buru keluar dari kamar hotel Clarissa Aurelia Fransiska." Rega menambahkan penegasan lebih jelas.
Para wartawan tidak bisa menahan rasa penasaran mereka lagi. Mereka pun menembakkan berbagai pertanyaan yang tidak satu pun Rega jawab. Rega hanya merapatkan bibir hingga kehebohan para wartawan itu mereda.
"Tapi, aku enggak pernah berselingkuh dengan Clarissa. Karena aku sangat menyayangi istri dan calon anakku lebih dari siapa pun." Akhirnya, Rega kembali bersuara.
Rega mengembuskan napas beratnya seolah penuh penyesalan. "Sebenarnya aku enggak mau mengungkapkan fakta ini demi nama baik semua orang. Tapi, semua sudah terlanjur tercium, jadi aku harus mengungkapkan kenyataan kalau aku sudah dijebak oleh Clarissa."
Kembali Rega menarik kehebohan para wartawan.
"Sore kemarin, Clarissa menghubungiku lebih dahulu. Dan mengajakku bertemu dengan alasan film terbaru yang akan kami bintangi sebagai pasangan."
Layar monitor di belakang Rega pun menampilkan foto tangkapan layar pesan dari Clarissa yang mengajaknya bertemu sebelumnya.
"Kami pun bertemu di bar hotel tempatnya menginap kemarin malam. Dan dia sengaja mengajakku bertemu hanya untuk mengucapkan selamat untuk film baru kami. Jadi, dia yang menraktir minuman kami malam itu."
Layar monitor pun ganti menampilkan foto bukti pembayaran.
"Ketika kembali ke kamarnya, aku menemukan kunci kamar Clarissa tergeletak di meja. Aku enggak tahu apa itu memang tertinggal atau dia sengaja meninggalkannya. Yang aku tahu, ini barang penting untuk Clarissa. Jadi, aku pun mengembalikannya dan mendatangi kamarnya. Tapi ...."
Rega diam beberapa saat. Ia mengumpulkan napas dan keberanian untuk mengungkapkan fakta lainnya.
"Tapi, dia memaksaku masuk ke kamarnya dan mulai merayuku," kata Rega melanjutkan.
"Dia terus merayuku dan memaksa membuka kancing kemejaku. Tapi, wajah istriku yang tengah mengandung anakku langsung muncul di kepalaku. Aku enggak bisa menyakiti perasaan wanita hebat yang sudah menemani dan melayaniku setiap hari. Jadi, aku marah. Kami sempat bertengkar sebelum aku keluar terburu-buru dari kamar itu."
"Aku berpikir untuk menuntut Clarissa atas pelecehan ini. Tapi, karena istriku memiliki hati yang begitu luas, dia melarangku melakukannya. Karena dia mengerti bagaimana perasaan seorang perempuan ketika jatuh hati. Dia hanya berharap, Clarissa juga belajar untuk mengerti hati perempuan lain seperti dirinya." Rega pun mengakhiri klarifikasi palsu darinya. Ia disambut tepuk tangan penuh kebanggaan dari orang-orang di dalam ruangan itu.
Ayah Donita adalah pemilik sebuah stasiun televisi. Donita pun meminta bantuan ayahnya untuk terus menayangkan berita itu dan memblokir berita-berita yang menjatuhkan nama baik sang suami.
-oOo-
"Itu semua fitnah! Enggak ada satu pun yang benar dari ucapannya!" seru Clarissa usai melihat konferensi pers Rega yang disiarkan di berbagai stasiun televisi.
Clarissa pun mulai menceritakan apa yang terjadi sebenarnya kepada Abraham dan manajernya. Mulai dari pertemuannya dengan Rega hingga ketika ia terbangun dan kehidupannya langsung berubah.
"Aku enggak bisa tinggal diam, Pak! Aku akan menuntut Rega ke pengadilan!" tegas Clarissa.
"Jangan gegabah, Clarissa! Apa kamu pikir pengadilan itu mudah?" sahut Abraham berusaha menenangkan sang artis.
"Masak aku harus diam saja ketika nama baikku diinjak-injak sama Rega? Mudah atau pun sulit, aku pasti akan melaluinya." Clarissa merasa begitu yakin.
"Memangnya bukti apa yang kamu punya? Dalam sebuah pengadilan, bukti adalah yang terpenting!" jelas Abraham.
"Aku memang enggak punya bukti. Tapi Anda, kan, punya banyak pengacara hebat." Clarissa memohon.
"Apa kamu kira hanya aku yang punya pengacara hebat? Ayah mertua Rega juga punya pengacara hebat yang akan menemani menantunya. Lebih lagi, mereka juga punya bukti," jelas Abraham.
"Jangan gegabah, Rissa. Atau kamu akan jatuh lebih dalam lagi. Rega dan istrinya sudah memutuskan untuk menutup kasus ini. Jadi, sebaiknya kita berusaha tenang sambil mencari jalan keluar lain." Abraham menepuk pelan pundak Clarissa. Meninggalkan sedikit semangat lalu melangkah keluar ruangan bersama manajer Clarissa. Memberikan waktu sendirian untuk Clarissa.
Sendiri saja di ruangan itu semakin meyakinkan Clarissa kalau dirinya tidak bisa hanya berdiam saja. Ia harus melakukan sesuatu untuk membersihkan nama baiknya. Ia pun menghubungi beberapa wartawan dan melakukan konferensi persnya sendiri tanpa persiapan apa pun. Ia hanya mengumpulkan para wartawan dalam sebuah kafe dan menceritakan seluruh kronologi sebenarnya yang terjadi. Seperti yang ia ceritakan kepada Abraham dan manajernya. Wawancara ini adalah harapan terakhir Clarissa.
-oOo-