"Berikan dia seratus cc manitol setiap enam jam sekali. Kondisinya akan memburuk kalau tekanan darahnya menurun. Tolong pastikan juga tekanan sistoliknya di antara seratus enam puluh sampai seratus delapan puluh."
"Baik Dokter Galena."
Galena mengangguk dan segera mengundurkan diri. Membiarkan asistennya mencatat setiap perkataan Galena barusan mengenai pasien yang ditangani. Dari ujung koridor, Vino lari terburu-buru menghampiri Galena.
"Napas dulu," ujar Galena mengingatkan karena Vino begitu tergesa-gesa.
"Galena." panggil Vino seraya mengatur napasnya yang memburu.
"Apa? Lo habis dikejar lagi sama penunggu kamar mayat?"
Vino menggelengkan kepala. "Bukan,"
"Terus apa?"
"Gue tau…" Vino menarik napas sebanyak-banyaknya.
"Tau apa sih lo? Kalau ngomong jangan setengah-setengah," kesal Galena.
"Gue tau siapa dalang kecelakaan Vano."