"Ini emang udah lebih dari sepuluh tahun. Tapi aku gak akan ngelupain fakta penting kalau kamu takut darah. Bisa kamu ceritain hal itu ke aku?"
Galena tersenyum kecut mendengar pertanyaan Vano. Ingatannya terlempar kembali pada masa awal tahun ia masuk sekolah kedokteran.
"Dokter bedah tapi takut darah. Lucu kan?" tanya Galena dengan tatapan menerawang.
"Lo tau? Gue selalu dapat nilai tertinggi disetiap ujian tulis. Bahkan dosen gue bilang kalau makalah gue sama rapih dan detailnya dengan seorang profesor. Tapi, gue gak pernah dapat nilai besar disetiap ujian praktek." Galena mulai bercerita.
Vano memakan kue tiramisu seraya mendengarkan cerita dengan saksama.
"Pertama kali praktek, gue pingsan."
"Kedua kalinya gue praktek, gue gak sanggup masuk ruang praktek."
"Ketiga gue malah muntah."