"Vano. Lo sebenarnya siapa sih?" Galena melipat kedua tangannya menatapi Vano yang sedang menyetir mobil.
Dalam hati Galena berdesis. Untuk apa Vano seserius itu menyetir mobilnya jika tadi ternyata mobil mewah ini bisa berjalan dengan otomatis?
"Aku? Ya Elvano Dasean lah. Siapa lagi coba? Kamu mau aku jawab sebagai Alvino Seano atau Zayn Malik atau Noah Centineo atau–"
"Stop!" Galena mengangkat tangannya, pertanda perintah bahwa Vano harus mengehetikan omongannya yang penuh omong kosong barusan.
"Gue tau lo gak sebego itu Vano. Gue yakin lo paham betul apa maksud gue,"
Sebenarnya apa yang dikatakan oleh Galena barusan memang betul adanya. Vano sangat memahami apa maksud tujuan laten yang dipinta Galena.
Namun kali ini Vano memilih tak akan semudah itu membiarkan Galena mengetahui jawabannya. Vano ingin tahu seberapa besar rasa penasaran Galena terhadap dirinya.