"Jadi , lo sekarang udah resmi jadi tunangan Sean?" Lano melirik Mensa yang sedang memainkan kaleng birnya.
"Ya," jawan Mensa sudah setengah mabuk. Semua kaleng bir yang Sean beli telah Mensa habiskan dan hanya tersisa satu buah kaleng lagi.
"Lo tadi di tinggalin Sean di pantai, gimana rasanya?" tanya Lano lagi.
Mensa tersenyum miring. "Broken. Pantai dan ditinggalkan Sean, perpaduan sempurna yang bisa nyakitin gue," jawabnya miris.
"Secinta itu kah lo sama Sean?" Lano tersenyum miris, meratapi nasib dirinya sendiri. Sehrusnya ia sadar, sudah seharusnya sejak awal ia tidak memiliki perasaan ini yang akan menghancurkan dirinya sendiri.
"He make feel special." Jawab Mensa singkat, namun penuh makna.
"Gue harap, lo bahagia terus Mensa. Kebahagiaan lo yang paling gue harapkan." Ujar Lano tulus dari hati terdalam.
Mensa kembali menenggakan bir nya hingga habis. "Lo suka sama gue kan Lan?" Mensa sudah mabuk sepenuhnya.