Hari-hari berjalan seperti biasa. Sejak perbincangan terakhir Mensa dengan Sean, sejak hari itu pula belum ada perbincangan khusus lagi diantara keduanya. Sean kembali sibuk dengan urusan kuliahnya di awal semester, begitupun dengan Mensa yang sibuk dengan pemotretannya.
"Mensa, hari ini pulang jam berapa?"
"Kayak biasa."
"Jangan lewatin jam makan siang lagi,"
"You too."
Sean juga berusaha mengajak Mensa berbicara ketika mereka bertemu walau Mensa menanggapi Sean hanya ala kadarnya, tidak berlebihan. Hubungan mereka masih di selimuti perang dingin, tapi Sean tetap menyempatkan diri untuk memberi pesan singkat kepada Mensa, seperti mengingatkan makan dan lain sebagainya.
Hari ini masih sangat pagi, bahkan matahari pun belum menampakkan dirinya. Mensa tidak memberitahu kepada siapapun atas rencananya pindah tempat kerja. Pagi ini Mensa sudah siap menggeret sebuah koper, meninggalkan semua pemberian Sean di dalam kamar.