"Sean, kamu jangan nyariin aku ya. Aku mau main dulu sama Lano, dia kan Minggu depan udah berangkat ke Paris." Mensa menjepitkan ponselnya diantara telinga dan pundak, sementara kedua tangannya sibuk memasukkan barang-barang yang hendak ia bawa pergi bersama Lano.
"Tenang, sama Lano ini." Mensa kembali berbicara.
"Iya, nanti aku kabari lagi."
Mensa berdecak. "Iya bawel. Aku tutup ya, dah,"
Lano terkekeh melihat raut wajah kesal Mensa ketika menutup panggilannya dengan Sean. "Bawel banget apa si Sean?" tanyanya penasaran.
"Bawel banget," balas Mensa penuh penekanan. Ingin menunjukkan bahwa Sean yang sebenarnya memang begitu adanya.
"Tapi gue masih bingung deh, kenapa bisa dia jadi bawel begitu. Padahal kalau lagi ngomong sama gue biasa aja, masih singkat seadanya. Dasar manusia, bucin bisa merubah segalanya," Lano tertawa di akhir kalimat.