Setelah menangis, Mensa kini berubah seperti semula. Duduk diam seperti mannequin hidup tanpa mengatakan apa-apa. Tatapan Mensa pun kosong.
"Mensa," panggil Sean.
Mensa menoleh dan menatap Sean seraya memberikan seulas senyuman. Seolah Mensa ingin menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja sekarang.
"Mau makan apa? Bubur? Nasi goreng atau—'
"I'm just need you," jawab Mensa.
Sean menghela napas pelan, ia kembali duduk di pinggir ranjang dan mengusap kepala Mensa perlahan.
"Hi beauty, what do you think?"
"Everything."
"Can you tell me what in your mind?" pinta Sean, berharap Mensa ingin membagikan bebannya kepada Sean.
"I just want with you," balas Mensa cepat, tatapannya kembali kosong.
"Anything else?"
"I'm scared," cicit Mensa.
"I'm a mess,"
"I just want to die."